Mental seseorang berpengaruh terhadap masa depan hidupnya sendiri. Kesuksesan, kerja keras dan keinginan menjadi salah satu indikator yang turut menentukan pencapaian hidup yang diinginkan. Ya tentu saja kebahagiaan dan kekayaan bisa menjadi ukuran.
Di mata psikolog Roslina Verauli, M.Psi, ada dua tipe mental manusia, yakni mental miskin dan mental kaya. Kedua tipe tersebut saling bertolak belakang.
Salah satunya, “Si Mental Miskin” selalu memiliki keinginan tinggi, bahkan mendorongnya untuk memenuhi kebutuhan di tahap yang lebih tinggi.
"Dalam kenyataannya mereka tidak berada di tahap pemenuhan kebutuhan tersebut," ujar Roslina saat peluncuran bukunya, Discovering Your Black Box: Menuju Kaya dengan Pendekatan Psikologi, Senin (20/10/2014).
Sebenarnya, mereka yang bermental miskin hanya ingin memuaskan hasrat semata. Demikianlah “Mental Miskin”, di dalam black box yang selalu lapar ingin dimanjakan kesombongan gengsi dan gaya hidup papan atas.
Definisi black box di atas adalah segala bentuk rekaman pengalaman yang dihayati secara subyektif selama hidup.
“Ketika Anda menemukan black box kepribadian dan memahami isinya, akan memudahkan Anda memahami asal istilah “Mental Miskin” yang tumbuh di diri. Biasanya, ini menghalangi Anda dari jalan menuju kekayaan,” imbuhnya.
Sementara itu, "Si Mental Kaya" cenderung menganalisa mana yang benar-benar kebutuhan dan mana yang hanya berupa keinginan saja.
“Si Mental Kaya ini selalu penuh perhitungan, karena dengan memahami kebutuhan, akan mengerti landasan paling dasar yang butuh dipenuhi. Berbeda dengan keinginan yang umumnya tidak berlandaskan pemenuhan kebutuhan lebih mendasar,” tandasnya. (rep05/tpc)