Seorang murid sekolah dasar kelas 5A, di Sekolah Dasar Swasta Trisula Perwari Bukittinggi, mengalami tindak kekerasan oleh temannya. Ternyata korban tidak melaporkan peristiwa tersebut kepada orang tuanya.
Ibu korban, Nurmerli, mengakui baru tahu setelah mendapat telepon dari Kepala Sekolah, Ahad (12/10). Baru dari sanalah dia mengetahui tentang anaknya menjadi objek kekerasan sesama siswa.
"Ndak tahu. Saya aja belum lihat gambarnya," ucap Nurmeli, di Bukittinggi, Ahad (12/10/1989).
Tindak kekerasan yang dialami DNA, terjadi di sebuah SD Bukittinggi. Video kekerasan yang diunggah oleh salah seorang tokoh masyarakat Bukittinggi itu langsung menuai kecaman dan kritikan dari netizen.
Video tersebut pertama kali diunggah oleh Febi, salah seorang tokoh masyarakat kota Bukittinggi, Sabtu (11/10) siang kemarin. Video berdurasi 1 menit 52 detik tersebut langsung menarik perhatian banyak pihak. (cr01/spc)