Hukum

Target ISIS Selanjutnya: Mesir!

Kairo-Setelah kemajuan pesat dilancarkan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada musim panas ini, para pakar di Mesir mengatakan kelompok ekstremis itu, yang bertujuan untuk menggambar ulang peta Timur Tengah, mungkin sedang mengincar Negeri Sungai Nil itu. 
 
"Pasti ada ancaman dari ISIS ke Mesir," ujar Mohammed Badr, seorang profesor ilmu politik di Universitas Jerman. Dia menjelaskan kelompok tersebut memasukkan Mesir dalam "garis pandang" mereka, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Sabtu (13/9). 
 
"Semua kelompok ekstremis merupakan bahaya bagi Mesir," kata Badr. "ISIS, Ikhwanul Muslimin, Ansar Bayt al-Maqdis (sebuah kelompok militan Islam) semua berbahaya bagi Mesir namun tingkat ancaman mereka berbeda." 
 
Dalam beberapa pekan terakhir, kelompok Islam mulai menunjukkan tanda-tanda penting yang mungkin tertarik dalam memperluas pengaruhnya di Mesir. 
 
Dugaan itu muncul setelah militan ISIS menggunakan media sosial untuk memperingatkan warga Mesir bahwa mereka akan segera mendapat "kejutan". 
 
"Kecuali kejutan di Mesir dalam beberapa hari," tulis diduga anggota ISIS, Abu Siyaf al-Masry, di akun Twitter pribadinya, menurut koran berbasis di Kairo Al-Masry Al-Youm. 
 
Ancaman di dunia maya ini dilihat oleh beberapa analis sebagai sarana untuk menandai kehadiran mereka di Mesir, meskipun mereka tidak hadir di lapangan. 
 
"Mereka tidak memiliki kehadiran di Mesir sampai sekarang, itulah sebabnya mereka menggunakan Internet dan media sosial untuk berinteraksi dengan orang Mesir dan menyebarkan pengaruh mereka," ujar Mohssen al-Faham, seorang analis politik dan pengulas untuk koran berbasis di Kairo Al-Gomhuria, kepada Al Arabiya News. 
 
Dalam upaya untuk memperluas kehadirannya di Mesir, ISIS telah mulai berkomunikasi dengan dan melatih Ansar Bayt al-Maqdis, kelompok militan mematikan di Mesir, dan berbagi saran dengan mereka tentang cara membuat jaringan-jaringan rahasia. 
 
"ISIS dan Ansar Bayt al-Maqdis terkait pada tingkat ideologis meskipun kelompok itu tidak diyakini secara resmi terkait dengan pemberontak ISIS," kata Badr. "Pertukaran mereka adalah tanda lain yang menunjukkan ancaman jelas ke Mesir dari ISIS." 
 
Pekan lalu, Ansar Bayt al-Maqdis, yang berbasis di Semenanjung Sinai mengaku telah memenggal empat orang yang dituduh sebagai mata-mata badan intelijen Israel Mossad dalam sebuah video yang tampaknya telah terinspirasi oleh metode ISIS. 
 
Namun, kemungkinan serangan ISIS diremehkan oleh Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Mesir Hany Abdellatif, yang mengatakan bahwa Al-Qaidah dan Ikhwanul Muslimin adalah dua organisasi teroris utama yang mengancam Mesir. 
 
"ISIS tidak dapat mencapai negara seperti Mesir mengingat perpaduan yang kokoh antara rakyat dan kesatuan bangsa," kata Abdellatif. "Tapi kami (Kementerian Dalam Negeri) masih mendapatkan ancaman terorisme dan harus tetap waspada karena kawasan ini terang benderang."(rep05)