Riau Raya

Anak Tunggal, Ibu Korban Mutilasi Riau Terguncang

Jakarta - Perasaan Karminah (27), orang tua bocah korban mutilasi, amat terguncang. Ia tidak bisa menyembunyikan kesedihan dalam dirinya. Air matanya terus mengalir dan sulit diajak berbicara.

"Dia sering pingsan dan menangis," kata seorang Kerabatnya Farida, yang mendampingi Karminah, saat ditemui Tempo, dirumah kontrakannya, Desa Sebatang Pinang Timur, Kecamatan Tualang, Perawang, Kabupaten Siak, Sabtu, 9 Agustus 2014.

Menurut Farida, anak Karminah, MJ (10) turut menjadi korban mutilasi keganasan MD (20) beserta istrinya DD (19) dan dua temannya DP (17) dan S (24). Bocah ini adalah adalah korban terakhir yang hilang sejak sebulan lalu, pada 20 Juli 2014. "Saat ditemui polisi, korban tinggal tulang belulang, karena sudah dikuliti pelaku," katanya.

Korban lainnya adalah OV (9). Masih warga Desa Pinang Sebatang Timur. OV juga anak semata wayang. Ia hilang sekitar akhir Juni 2014 lalu. Namun saat ditemui Tempo, orang tua korban tidak berada di rumah. "Sejak kejadian ini rumahnya sering terkunci," kata Farida.

Meski demikian, keluarga tampak berusaha tegar. Berdasarkan pantauan Tempo, Karminah sudah menyiapkan dua peti mati yang diletakkan di teras rumahnya. "Kami menunggu mayatnya diantar pulang setelah di otopsi, dua peti itu untuk MJ dan OV" ujarnya.

Kepolisian Resor Siak menangkap pelaku pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan MD beserta istri dan dua temannya. Polisi menyebut MD adalah otak pelaku yang dibantu teman dan istrinya saat memutilasi. Semua korban adalah tetangga pelaku. Tiga korban di Siak yakni MJ (10), OV (9) dan RH (9), dan tiga lainnya di Duri, Kecamatan Mandau, Bengkalis.

Kepala Satuan Reskrim Resor Siak, Ajun Komisaris Hary Budyanto mengatakan motif para pelaku melakukan kejahatan itu akibat obsesi kelainan sek menyimpang. "Kami masih terus melakukan penyidikan, keterangan tersangka kerap berubah-ubah," katanya. (rep01/tco)