Sosialita

Sebelum Mamiek Meninggal, Terdengar Suara Burung Gagak

Ngawi - Shuma Pradana, 21 tahun, anak Mamiek Prakoso, mengatakan keluarganya merasa mendapat firasat sebelum pelawak Srimulat itu meninggal dunia. "Jumat malam kemarin, ibu mendengar suara seperti burung gagak di lorong ICU (Intensive Care Unit) Rumah Sakit Brayat Minulya, Solo," kata Shuma saat ditemui di rumah duka di Dusun Sidowayah, Desa Jenggrik, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Senin, 4 Agustus 2014.
 
Shuma adalah anak Mamiek dari istrinya yang pertama, Surani. Mendengar suara burung gagak yang secara mistis dianggap sebagai pertanda bahwa akan ada orang yang meninggal, Surani tidak berpikiran macam-macam. Perempuan itu tetap berharap suaminya segera sembuh dari sakit yang menurut diagnosis dokter adalah maag akut dan gangguan liver. 
 
Sehari kemudian, Sabtu, 2 Agustus 2014, menurut Shuma, keluarga mulai merasa lega. Sebab, kondisi pelawak berusia 51 tahun itu mulai membaik. Dia bahkan sudah bisa bercanda. Namun, selang sehari kemudian, Ahad sore, Mamiek mengembuskan napas terakhirnya. Pada Ahad malam, jenazah Mamiek dibawa ke rumah duka untuk dikubur di samping makam Hj Umiyati, ibu kandung Mamiek, di Tempat Pemakaman Umum Desa Jenggrik pada hari ini.
 
Pemakaman Mamiek dihadiri ratusan warga. Sebagian dari mereka adalah kalangan pelawak Srimulat, seperti Tarsan, Nunung, Gogon, dan Kadir. Pendagel lain, seperti Cak Lontong, Benjo, dan Pangsit Teamlo juga datang.
 
Meninggalnya Mamiek menjadi duka bagi para pelawat. Kadir, sahabat Mamiek di Srimulat, mengatakan Mamiek adalah pelawak yang berdedikasi tinggi. "Almarhum itu orangnya kreatif dan selalu muncul dengan sesuatu yang baru. Sewaktu main, kami sering gelagapan karena tidak bisa mengimbangi," ujar Kadir. (rep05)