Hukum

Ribuan Massa Serbu Gedung Putih Serukan Anti-Israel

Whashington-Ribuan orang, banyak dari mereka membawa bendera Palestina, berunjuk rasa di luar Gedung Putih, Sabtu (2/8/2014). Mereka menyerukan perdamaian dan pengakhiran pertempuran di Gaza. Para pengunjuk rasa, yang terdiri dari orang tua dan kaum muda dari seluruh Amerika Serikat, termasuk puluhan anak di pundak orang tua mereka, meneriakkan "Akhiri bantuan AS untuk Israel" dan "Israel keluar dari Palestina."
 
Banyak dari para pengunjuk rasa itu mengenakan penutup kepala atau syal tradisional keffiyeh Palestina.
 
"Gaza tidak akan mati, Gaza tidak akan pernah mati," kata Amar Jamal sambil saat berpawai melalui pusat kota Washington bersama keluarganya dalam lautan massa berkostum merah, hitam, putih dan hijau, warna bendera Palestina. "Ini waktunya untuk berdamai karena pertumpahan darah tidak akan berhenti di Gaza. Seluruh Timur Tengah akan berada dalam kesulitan" jika konflik tidak berakhir, kata pria kelahiran Palestina berusia 70 tahun itu.
 
Banyak dari pengunjuk rasa yang menyuarakan kemarahan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, setelah dia bersumpah untuk meneruskan aksi militernya terhadap Hamas selama yang diperlukan. Salah seorang pengunjuk rasa melambaikan spanduk bertulis "Netanyahu dan Hitler sama, satu-satunya perbedaan adalah nama mereka."
 
Sejumlah orang lainnya menuntut agar Washington mengakhiri dukungan buat militer Israel dan mengajak sekutunya untuk mengatasi konflik yang telah menewaskan lebih dari 1.700 warga Palestina dan 66 warga Israel. Kecuali dua orang, korban tewas di pihak Isreal adalah militer. Sementara di pihak Palestina, kebanyakan korban tewas adalah warga sipil.
 
Shereen Abdel-Nabi, yang mengendong anaknya yang mengenakan T-shirt bertulis "Yesus adalah orang Palestina", mengatakan "AS harus menghentikan bantuan militer kepada Israel dan menggunakan kata-kata lebih keras dalam mengecam aksi negara itu." "Saya benar-benar berpikir bahwa ini merupakan titik balik...Ini merupakan masalah kemanusiaan. Pemerintah AS terbukti berada di sisi sejarah yang salah terkait masalah ini," tambah pria berusia 34 tahun itu.
 
Sam Khalaf, seorang Amerika-Palestina dari Maryland, merasa perlu berunjuk rasa demi menunjukkan "solidaritas" buat para kerabat di Tepi Barat dan Gaza. "Unjuk rasa adalah hal yang paling bisa kami lakukan ketika orang-orang sedang sekarat," kata Khalaf (33 tahun).
 
Waleh Kanan dan Jasmine Abuhummos, keduanya berusia 15 tahun, datang dari Toledo, Ohio, selama berjam-jam untuk ikut serta dalam aksi itu. "Banyak orang tidak tahu tentang apa yang sedang terjadi. Jadi kami berharap hal ini akan dapat membantu untuk tahu apa yang sebenarnya terjadi," kata Kanan.
 
Seorang perempuan yang mengidentifikasi dirinya sebagai Mary ditarik polisi saat dia berteriak "berhenti mendukung teror" dan mengacungkan sebuah poster bendera Israel terhadap para demonstran pro-Palestina.
 
CNN melaporkan bahwa sekelompok kecil orang-orang Yahudi Ortodoks mengadakan kontra-demonstrasi yang menyebabkan perkelahian kecil. 
 
Penyelenggara aksi mengklaim bahwa sebanyak 50.000 orang berpartisipasi dalam unjuk rasa pada Sabtu sore itu. 
 
Aksi protes juga diadakan di kota-kota AS lainnya, termasuk di Los Angeles, di mana demonstran berbaring di lahan di depan Konsulat Israel. (rep05)