Politik

Jokowi Diserang Isu Bohong, Bagaimana Prabowo?

Jakarta - Direktur Eksekutif Politicawave.com Yose Rizal mengatakan pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla lebih banyak diserang kampanye hitam dibanding Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. “Kampanye hitam untuk Jokowi-JK mencapai 94,9 persen, sedangkan Prabowo-Hatta 13,5 persen,” kata Yose saat dihubungi pada Jumat, 6 Juni 2014.
 
Menurut Yose, hasil survei lembaganya menunjukkan kampanye hitam untuk Jokowi itu, misalnya, soal surat palsu untuk Kejaksaan Agung dalam kasus korupsi bus Transjakarta, iklan “RIP”, surat nikah palsu, isu SARA, dan terlibat kasus BLBI. Selain diserang kampanye hitam, Jokowi-Jusuf Kalla juga diserang kampanye negatif. Hanya saja pemberitaannya tak terlalu besar, yaitu 5,1 persen. Kampanye negatif untuk Jokowi, misalnya, soalnya pembangunan monorel yang mangkrak dan pengembangan mobil Esemka.
 
Yose mengatakan banyaknya kampanye hitam untuk Jokowi salah satunya disebabkan lambatnya respon dari tim sukses dan tim media. Isu yang telat direspon itu, misalnya, soal agama dan kewarganegaraan ayah Jokowi. “DPP PDIP baru mengeluarkan salinan buku nikah Jokowi beberapa hari setelah rumor menyebar,” ucapnya.
 
Tak hanya Jokowi-JK, kampanye hitam juga menyasar pasangan Prabowo-Hatta. Hanya saja jumlahnya tak sebanyak untuk Jokowi. Kampanye hitam yang dialamatkan untuk Prabowo-Hatta adalah soal kewarganegaraan ganda dan video pemukulan di KPU. Sedangkan kampanye negatif yang dituduhkan pada Prabowo-Hatta mencapai 86,5 persen, antara lain diberhentikan dari militer, tak punya istri, menolak dipanggil Komnas HAM, koalisi bagi kursi dan utang perusahaan yang menumpuk.
 
Yose menjelaskan kampanye hitam lebih berisi informasi bohong dan tak dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan kampanye negatif adalah fakta tentang kekurangan dan kelemahan masing-masing pasangan. Di media sosial, kedua isu ini berkembang melalui pembicaraan terbuka baik oleh pendukung ataupun masyarakat umum. (rep01/tpc)