Sosialita

Prostitusi di bawah umur marak jelang Piala Dunia

Seks bukanlah hal yang tabu lagi bagi sebuah negara yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014. Banyaknya tempat prostitusi di berbagai kota, di mana kota tersebut juga digunakan sebagai tempat penyelenggaraan turnamen empat tahunan ini.

Menjelang Piala Dunia yang hanya dalam hitungan minggu ini, Brasil mengalami peningkatan wabah dalam soal pelacuran di bawah umur demi menjual dan memuaskan para turis asing yang ingin menikmati pariwisata seks.

Seperti dilansir Daily Mail akhir tahun lalu, para pelaku perdagangan anak dilaporkan telah merekrut gadis-gadis muda untuk bekerja sebagai pelacur di daerah sekitar stadion sepak bola selama beberapa bulan ke depan.

Sebuah komisi perlindungan menemukan bahwa prostitusi anak telah melonjak di daerah sekitar stadion Corinthians di Sao Paulo, di mana pertandingan pertama Piala Dunia akan berlangsung pada 12 Juni.

Prostitusi merupakan sebuah tindakan legal di Brasil bagi mereka berusia 18 tahun atau lebih, namun para pejabat pemerintah dan sepak bola mencoba menindak perdagangan seks anak sebelum turnamen dimulai pada bulan Juni.

Kemudian Antonio Carlos da Silva, seorang pekerja sosial di O Pequeno Nazareno, mengatakan pelacur di sekitar stadion kini juga melayani pengemudi truk selain berharap mendapat pelanggan dari turis asing.

Seperti dilansir The Times, kritikus di Brasil mengatakan, pejabat telah mendorong perdagangan seks anak, tetapi belum cukup untuk memberantas akar penyebabnya. Mereka memperingatkan prostitusi di bawah umur bisa meledak selama Piala Dunia.

"Gadis-gadis ini berasal dari kemiskinan, budaya pengucilan sosial dan tradisi menghormati perempuan begitu kurang," kata Antonia Lima Sousa, seorang jaksa negara di Brasil.

Dia juga mengatakan hampir putus asa untuk memberantas ini. Sebabnya, para orang tua mereka juga seakan menyetujui anaknya menjadi pelacur di pinggir jalan. (cr01/mdc)