Riau Raya

Satelit Deteksi Belasan Titik Panas Sumatera

Satelit Modis Terra dan Aqua kembali mendeteksi kemunculan belasan titik panas (hotspot) di daratan Pulau Sumatra pada Jumat sore.
         
"Sementara di Riau menurut Satelit Modis hanya ada dua titik," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Said Saqlul Amri kepada pers lewat pesan eletronik.
         
Sementara itu, menurut BPBD Riau, Satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) 18 milik Amerika Serikat dan dioperasikan Singapura merekam keberadaan lima titik panas di Sumatra dan di Riau terdapat tiga titik.
         
Tiga "hotspot" di Riau itu terdeteksi berada di Kabupaten Kuantan Singingi, tepatnya di Desa Pangkalan Indarung, Pulau Padang dan Desa Muara Lembu, Kecamatan Singingi.
         
Untuk dua titik panas di Riau yang terdeteksi Satelit NOAA 18, menurut BPBD berada di Desa rambaian, Kecamatan Gaung Anak Serka, Kabupaten Indragiri Hilir, dan di Desa Penghidupan, Kecamatan Kampar Kiri Tengah, Kabupaten Kampar.
         
Sebelumnya Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan saat berkunjung ke Riau mengatakan, dipenghujung Mei 2014 sebagian besar Riau berpeluang terjadi cuaca ekstrem atau kemarau panjang.
         
"Menurut informasinya, akan ada gelombang el nino yang bakal memicu terjadinya kebakaran hutan di Riau," kata Menhut usai menghadiri acara penanaman pohon perdana diacara Restorasi Ekosistem Riau (RER) di Pulau Seberang, Kecamatan Teluk Meranti, Pelalawan, Riau, yang dikelola kelompok Asia Pacific Resources International Holding Limited (APRIL), Kamis (22/5).        

Menhut mengimbau masyarakat dan pihak perusahaan untuk mewaspadai potensi terjadinya kebakaran lahan penyebab polusi kabut asap tersebut.        

"Karena kebakaran hutan yang selama ini terjadi sudah sangat menguras keuangan negara. Bahkan mencapai triliunan rupiah," kata dia.
         
Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup, Arief Yuwono mengatakan, gelombang el nino itu berpotensi mengakibatkan kemarau panjang di sebagian wilayah Indonesia.
         
Arief mengatakan, salah satu antisipasi gelombang el nino itu dilakukan di kawasan Riau dan sekitarnya.
         
"Seperti diketahui bahwa di Riau baru saja mengalami musibah kebakaran hutan yang hebat," kata dia.
         
Dengan adanya gelombang el nino serta pengaruh bawaannya itu, menurutnya pencegahan kebakaran hutan di Riau menjadi prioritas. (cr01/ant)