Politik

40 Persen Pemilih Golkar Berlabuh Ke Jokowi-JK

Jakarta - Pemilih pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla lebih banyak dibanding pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Berdasarkan berbagai survei, Jokowi memiliki elektabilitas lebih tinggi dibanding Prabowo. Pemilu presiden yang hanya diikuti dua pasangan calon presiden-wakil presiden dipastikan berlangsung satu putaran. Hal ini ditandai dengan batalnya Partai Golkar dan Partai Demokrat membentuk poros ketiga. Golkar memilih bergabung dengan Gerinda yang mengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai presiden dan wakil presiden. Sedangkan Demokrat memilih bersikap netral.
 
Menurut Direktur Riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Djayadi Hanan, dengan bergabungnya Golkar ke Gerindra, pemilu presiden selesai dalam satu putaran. Sebab, pasangan calon presiden-wakil presiden yang akan bertarung pada 9 Juli nanti hanya pasangan Jokowi-Kalla dan Prabowo-Hatta.
 
Menurut survei SMRC terhadap tiga calon presiden pada 20-24 April lalu, lembaga ini memperkirakan hanya 27 persen dari 1,8 juta suara Golkar yang mencoblos Prabowo. “Hampir 40 persen pemilih Golkar mendukung Jokowi,” kata Djayadi kemarin.
 
Menurut hitungan Tempo, berdasarkan hasil survei yang sama, dari sekitar 9,5 juta suara PAN, sedikitnya 42 persen lari ke Jokowi-JK, dan hanya 38 persen ke Prabowo-Hatta. Jokowi juga mendapat limpahan 47 persen suara dari Partai Demokrat. Kemarin, Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin menyatakan partainya tidak berkoalisi dengan partai mana pun.
 
Dukungan terhadap Prabowo diperkirakan bertambah dengan merapatnya Partai Golkar dan Partai Bulan Bintang. "Keluarga besar Golkar mendukung Prabowo-Hatta," ujar Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham. "Tidak ada keraguan bagi kami mendukung Prabowo-Hatta," ujar Ketua Umum PBB M.S. Kaban.
 
Ketua Umum Gerindra Suhardi mengaku akan menggandeng Rhoma Irama. Dukungan bekas bakal calon presiden Partai Kebangkitan Bangsa itu bisa mendongkrak suara Gerindra. Alasannya, Rhoma dikenal rakyat kecil. "Sejak dulu sosoknya sangat merakyat," kata Suhardi.
 
Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional Taufik Kurniawan mengatakan partainya segera mendekati massa Muhammadiyah untuk diajak mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Selain Muhammadiyah, Taufik mengatakan, PAN menjalin komunikasi dengan organisasi masyarakat lainnya. "Ada beberapa ormas," kata Wakil Ketua DPR itu di Jakarta, kemarin. Langkah serupa, katanya, ditempuh oleh mitra koalisi Partai Gerindra yang lain, seperti Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Persatuan Pembangunan.
 
Sebaliknya, kubu pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla juga mulai mengasah mesin partainya. Ketua PKB Jawa Tengah Muhammad Yusuf Chudlori yakin pasangan Jokowi-Kalla mampu merebut suara massa Nahdlatul Ulama, baik di Jawa Timur maupun di provinsi lain. Jokowi-Kalla diusung koalisi PDI Perjuangan, Partai NasDem, Partai Hanura, dan PKB. “Posisi JK sebagai mustasyar (penasihat) PBNU mempermudah kami menjual namanya kepada warga NU,” kata Yusuf.
 
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan organisasi sayap partainya, seperti Relawan Perjuangan Demokrasi dan Baitul Muslimin, bisa ikut mendulang suara bagi Jokowi-JK. "Struktur partai hingga anak ranting menjangkau desa. Di provinsi ada yang sampai setiap RW," kata dia. (rep01/tpc)