Sosialita

Weleh, Remaja Jakarta Suka Perbesar Dada dengan Fat Transfer

Jakarta - Bedah plastik dengan menggunakan metode fat transfer atau transfer lemak di Indonesia memperlihatkan tren yang terus meningkat. Peningkatan ini seiring dengan semakin banyaknya kajian terhadap fat transfer di sejumlah simposium di berbagai negara. 
 
''Saya melihat dalam beberapa tahun belakangan ini tren fat transfer itu mulai naik. Secara angka, saya memang belum memiliki data pasti, tetapi tren ini terus naik. Pada setiap simposium atau kongres bedah plastik, materi tentang fat transfer ini selalu dibahas,'' kata dokter spesialis bedah plastik, Hendri Andreas, Sabtu, 17 Mei 2014.
 
Dokter spesialis  jebolan Universitas Indonesia itu meyakini bedah plastik dengan menggunakan metode fat transfer ini memiliki tingkat keamanan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan filler. Bahan yang digunakan, Hyaluronic acid (asam hyaluronic) sebagai bahan filler, kata dia, biasanya hanya bertahan 6-8 bulan. Sebaliknya dengan menggunakan fat transfer, kata dia lagi, daya tahannya di bagian tubuh bisa mencapai 10-15 tahun. 
 
Jika dibandingan dengan metode lain, fat transfer lebih aman. "Karena tidak ada benda asing yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien,'' kata dokter yang membuka prakteknya di kawasan Gandaria dan MOI Kelapa Gading ini.
 
Melihat tingkat keamanan tersebut, kata Henri, di Indonesia kaum remaja putri mulai merasa tertarik menggunakan metode fat transfer untuk mempercantik bagian tubuhnya. Khusus remaja berusia 20-an, kata dia, fat transfer ini biasanya digunakan untuk memperbesar bagian buah dada. Sedangkan bagi mereka yang sudah berusia di atas 35 tahun, fat transfer digunakan untuk mengisi bagian wajah agar terlihat segar dan tetap cantik. 
 
Untuk mengisian lemak di bagian payudara, Henri menjelaskan, tidak bisa dimasukkan ke sembarang tempat. Pada bagian payudara ini terdapat bagian seperti otot, kelenjar payudara dan lemak di bawah kulit. 
 
''Pada bagian kelenjar payudara tidak boleh diisi karena sering terjadi penggumpalan yang berisiko memunculkan kista,'' katanya. ''Tetapi biasanya lemak yang ditransfer ke bagian payudara ini umumnya ditempatkan di bagian otot, di bawah kelenjar payudara, dan di bawah kulit. Penempatan lemak di wilayah itu tidak berefek benjolan kista. Walaupun kista ini bukan tumor, tetapi hanya berisi lemak yang menggumpal," katanya menjelaskan. (rep05)