Politik

Warga Palestina Pilih Presiden Lewat SMS

RAMALLAH - Warga Palestina kini tengah menggemari sebuah acara reality show di televisi bertajuk "The President". Sesuai namanya, acara ini digelar untuk mencari kandidat presiden terbaik Palestina di masa mendatang.

 
Acara ini menjadi sindiran terhadap sekaratnya perpolitikan di negeri tersebut. Acara ini juga menunjukkan betapa frustrasinya warga Palestina menghadapi politik negerinya.
 
Presiden Palestina saat ini Mahmoud Abbas, masih duduk di kursinya meski masa mandatnya sudah kadaluarsa selama empat tahun.
 
Selain soal presiden, sebagai negara Palestina terbelah dua. Tepi Barat dikuasi Fatah, partainya Mahmoud Abbas. Sementara di Jalur Gaza, Hamas yang memegang kendali.
 
Tak hanya itu, dewan perwakilan rakyat Palestina, sudah berbulan-bulan tidak menggelar rapat atau pertemuan. 
 
Nah, acara yang mengadopsi unsur-unsur acara sejenis misalnya "The Apprentica" atau "X Factor" itu, dibuat untuk mencari kandidat terbaik pemimpin negeri itu.
 
"Saya memikirkan acara ini karena kami harus menunjukkan bahwa rakyat Palestina memahami dan menginginkan demokrasi yang sesungguhnya," kata Raed Othman, Direktur Utama lembaga penyiaran Ma'an yang menayangkan acara unik ini.
 
"Banyak orang mengatakan Palestina tidak memiliki pemimpin. Jadi acara ini ingin menunjukkan bahwa banyak orang Palestina yang mampu menjadi pemimpin," kata Othman.
 
"Kami menginginkan pemilu yang sesungguhnya. Dan jika kami tak bisa mendapatkannya, maka kami akan mencarinya sendiri," tambah Othman yang tengah merekam episode terakhir acara ini yang sudah menyaring 1.200 kontestan menjadi 16 finalis itu.
 
Untuk memilih kandidat, maka para peserta harus melakukan berbagai tugas. Misalnya, menjadi duta besar untuk sebuah negara Eropa selama satu hari, kemudian mengelola sebuah perusahaan besar, menjawab pertanyaan wartawan asing dan lokal, serta  memeriksa pasukan kehormatan.
 
Setelah melakukan berbagai tugas itu, mereka akan dihadapkan kepada panel juri yang terdiri dari sejumlah politisi kawakan, antara lain Hanan Asrawi mantan juru bicara Liga Arab.
 
Lalu bagaimana memilih kandidat? Di babak awal juri yang menentukan kontestan yang lolos ke babak selanjutnya. Lalu, semuanya akan tergantung pada pilihan pemirsa lewat pesan pendek.
 
Setelah terpilih, sang pemenang tentu tidak akan langsung menjadi Presiden Palestina. Pemenangnya "hanya" mendapatkan sebuah mobil keluarga sebagai hadiah.
 
Namun, hadiah sebenarnya adalah kesempatan untuk masuk ke dalam situasi politik Palestina.
 
"Program ini memberikan kesempatan bagi kami, para kontestan, masuk ke dalam dunia politik tanpa perlu meniti pengalaman selama 20 atau 30 tahun," kata Baha'a al Khateeb, seorang manajer pendidikan, saat mempersiapkan diri memasuki situasi ruang konferensi di sebuah hotel di Ramallah, Tepi Barat.
 
Seperti diberitakan kompas.com, dalam kompetisi ini, Khateeb memilih menjadi seorang politisi yang bertujuan mempersatukan semua faksi Palestina, sebuah mimpi yang selalu diidamkan para kontestan dan seluruh warga Palestina untuk menjadi kenyataan. (rep02)