Politik

HT Tak Kucurkan Dana Saksi, Kader Hanura Diteror

Jakarta - Koordinator Saksi Partai Hanura Provinsi Aceh, Iswadi, mengatakan 23.304 kader dan simpatisan partai di sana mengamuk dan kecewa karena Ketua Badan Pemenangan Pemilu Hanura Hary Tanoesoedibjo (HT) mengingkari janji untuk menggelontorkan dana saksi pada pemilihan legislatif lalu. Menurut dia, efek kebohongan tersebut juga terus berlanjut karena kader dan simpatisan justru mengejar dan mengancam koordinator saksi.
 
"Ada yang sampai tak berani pulang karena mendapat ancaman dan teror dari para saksi," kata Iswadi kepada Tempo, Jumat, 2 Mei 2014.
 
Iswadi menyatakan HT telah berbohong karena janji dana saksi yang diutarakan secara gamblang dalam acara Pelatihan Saksi Tingkat Nasional Kader Partai Hanura di Jakarta, 4 Desember 2013, tak pernah terwujud. Kebohongan ini, menurut dia, masih terasa efeknya karena para saksi terus mengancam dan meneror koordinatornya. Mereka, kata dia, justru menduga para koordinator melarikan dana saksi dari HT. Bahkan, kini beberapa koordinator mengklaim kehilangan nama baik karena bermasalah perihal uang. "Banyak saksi yang mengamuk dan mencaci maki saya," kata dia.
 
Atas dasar hal ini, Iswadi berkesimpulan minimnya perolehan suara Hanura disebabkan HT sebagai Ketua Bapilu tak dapat mengawal perolehan suara melalui dana saksi. Kemarahan para kader dan simpatisan berefek pada peralihan suara potensial bagi Hanura. Iswadi mengklaim Hanura kehilangan sekitar lima juta suara dalam pileg lalu karena kisruh dana saksi.
 
Iswadi dan sejumlah kader Hanura di tingkat pusat serta daerah menggalang gerakan yang mendesak HT mengundurkan diri atau keluar dari partai tersebut. Bahkan, menurut dia, HT dinilai sebagai beban dan sandungan bagi partai pimpinan Wiranto tersebut untuk menjalin koalisi dengan partai lain.
 
Jauh sebelum pemilu, Hanura sudah mendeklarasikan Wiranto sebagai calon presiden dan Hary Tanoe wakilnya. Namun, suara Hanura hanya sekitar 5,2 persen. (rep01)