Politik

Gerindra Bantah Siram Suryadharma Ali dengan 5 Juta Dolar

Jakarta-Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi, membantah kabar adanya aliran dana 5 juta Dolar AS dari Prabowo Subianto ke Ketua Umum PPP Suryadharma Ali.
Kabarnya, dana tersebut untuk pemulusan koalisi kedua partai dan dukungan pencapresan Prabowo Subianto. Dana itu disebut-sebut faktor lain terjadinya konflik di internal PPP saat ini.
 
"Kenapa sampai ada muncul isu seperti itu, saya tidak tahu. Tapi, saya rasa itu tidak benar," kata Suhardi saat berbincang dengan Tribun, Sabtu (19/4/2014).
 
Diberitakan, bertempat di kantor DPP Menteng Jakarta Pusat pada Jumat (18/4/2014) kemarin, Suryadharma Ali, Ketua Umum PPP dan Prabowo Subianto selaku Ketua Dewan Pertimbangan Partai Gerindra, menyepakati koalisi kedua partai dan dukungan pencapresan Prabowo Subianto untuk Pilpres 2014.
 
Suryadharma Ali mengaku koalisi kedua partai dan dukungan pencapresan Prabowo Subianto ini tanpa ada mahar maupun tawar-menawar jatah kursi di pemerintahan jika menang di Pilpres 2014. Dan Prabowo pun menyambut dengan baik dukungan tersebut.
 
Suhardi yang hadir dalam pertemuan dan kesepakatan di kantor DPP PPP itu mengatakan, dirinya menyambut baik dukungan PPP pimpinan Suryadharma Ali itu karena dukungan itu tanpa ada tawar-menawar politik alias murni.
 
Ia mengungkapkan, sebenarnya dukungan dan koalisi dengan PPP yang dipelopori oleh Suryadharma Ali itu tak terlepas sejarah batalnya koalisi kedua partai pada Pilpres 2009 lalu.
 
"Sebenarnya kan dukungan dari PPP itu sudah ada sejak 2009, dan bukan hal yang baru kalau sekarang PPP mendukung Gerindra dan Prabowo," ujarnya.
 
"Jadi, soal kabar adanya uang itu adalah tidak ada dan tidak tahu apakah yang... karena setahu saya, itu adalah dukungan murni," imbuhnya.
 
Saat hadir pada kampanye Pileg Partai Gerindra di SUGBK Jakarta, 23 Maret 2014, Suryadharma Ali pernah menceritakan, bahwa dirinya pernah menyampaikan ke Prabowo adanya dukungan PPP untuk Prabowo pada Pilpres 2009 silam. Namun, rencana itu batal terealisasi karena seiring dinamika politik, suara di internal PPP terbelah antara mendukung Prabowo dan SBY.
 
Hingga akhirnya PPP di bawah pimpinan Suryadharma Ali memfinalkan untuk mendukung pencapresan SBY yang berduet dengan Boediono. Sementara, Prabowo digandeng PDIP menjadi cawapres pendamping Megawati Soekarnoputri. (rep05)