Politik

Selah Kalah di Pemilu, Wiranto Disebut Legendaris

Jakarta-Perhitungan cepat yang dilakukan LSI menunjukkan perolehan suara Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) hanya sebesar 5,26 persen. Angka tersebut tentu jauh dari harapan partai yang mengusung Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo sebagai kandidat calon presiden dan calon wakil presiden.
 
Bukan kali ini saja Wiranto yang sebelumnya menjabat sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) sebelum berganti nama menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) kalah dalam pemilu. Pada pemilu 2004, Wiranto yang memenangkan konvensi Partai Golongan Karya (Golkar) maju sebagai capres berpasangan dengan Salahuddin Wahid (Gus Sholah). Wiranto-Wahid kalah dalam putaran pertama.
 
Pada pemilu 2009, Wiranto maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Jusuf Kalla. Pasangan yang diusung oleh Partai Golkar dan Hanura tersebut dikalahkan oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono dalam pemilu yang hanya berlangsung satu putaran.
 
Menanggapi kekalahan Wiranto untuk yang ketiga kalinya dalam pemilu, Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok mengatakan jika Wiranto adalah sosok yang legendaris. 
 
"Ya, dia telah menjadi legenda karena berkali-kali ikut pemilu selalu kalah," ujarnya.
 
Namun Mubarok mengapresiasi sosok Wiranto yang walaupun berkali-kali kalah, bisa menerima kekalahannya dengan besar hati. 
 
"Sayang kebesaran hatinya tidak diimbangi dengan cita-citanya yang ingin menjadi presiden tetapi tidak pernah tercapai," katanya.
 
Ketika ditanya mengenai perolehan suara partainya, Mubarok mengatakan dalam pemilu kali ini masih ada peluang bagi partai yang didirikan oleh SBY tersebut. Menurutnya hasil perhitungan cepat yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei menunjukkan perolehan suara partainya ada di kisaran 9 persen.
 
"Saya berharap terjadi peningkatan hingga 10 persen pada saat perhitungan resmi oleh KPU," ujarnya. (rep05)