Politik

LSI: di Pilpres, Semua Partai akan Koalisi untuk Tiga Capres

Jakarta-Lingkaran Survei Indonesia (LSI) memprediksi hanya akan ada tiga calon presiden yang bertarung pada pemilu presiden nanti. Ketiga capres itu merupakan hasil koalisi dari sejumlah partai politik.
 
Direktur Eksekutif LSI Denny Januar Ali mengatakan, berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) LSI, dua partai dengan perolehan teratas dipastikan akan mengajukan bakal capres yang sudah mereka usung. Keduanya adalah PDI Perjuangan yang menjagokan bakal capres Joko Widodo dan Partai Golkar yang sudah mendeklarasikan Aburizal Bakrie sebagai capres. Satu capres lain akan diketahui dari hasil koalisi partai setelah pemilu legislatif.
 
Saat ini jumlah data sampel suara yang telah dihimpun LSI dari tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh Indonesia mencapai 82,3 persen dari total keseluruhan. Dari jumlah tersebut, PDI Perjuangan menempati posisi pertama dengan 19,56 persen, Partai Golkar di urutan kedua dengan 14,69 persen, Gerindra (11,88 persen), Demokrat (9,73 persen), PKB (9,27 persen), PAN (7,5 persen), PPP (7,07 persen), PKS (6,52 persen), Nasdem (6,28 persen), Hanura (5,25 persen), PBB (1,36 persen), dan PKPI (1 persen).
 
Denny mengatakan, peluang capres lain untuk bersaing dengan Jokowi dan Aburizal akan diperebutkan oleh tiga kekuatan partai. "Sisanya mungkin diperebutkan Prabowo, Wiranto, atau pemenang konvensi pencapresan Partai Demokrat," kata Denny di kantor LSI, Rabu (9/4/2014).
 
Ia menyebutkan, meski PDI Perjuangan unggul dalam perolehan suara sementara berdasarkan quick count, partai nomor urut 4 itu harus tetap mendapatkan dukungan dari partai politik lain. Hal yang sama juga berlaku bagi Partai Golkar.
 
Menurut Denny, dukungan suara masyarakat terhadap Jokowi diprediksi tidak lebih dari 40 persen. Untuk itu, Jokowi dan PDI-P perlu partai lain untuk memperkuat perolehan suaranya sehingga dapat menang satu putaran.
 
"Efek Jokowi tidak sebesar yang dipikirkan oleh orang. Terlebih pasca-pencapresannya beberapa waktu lalu," ujarnya.
 
Mengenai kans Aburizal, Denny mengatakan bahwa Golkar harus belajar pada pengalaman Pemilu 2009. Saat itu, perolehan suara Partai Golkar menembus 24 persen. Namun, jumlah caleg yang duduk di kursi parlemen rupanya hanya 15 persen.
 
Denny menambahkan, perolehan suara partai politik masih dapat terus berubah. Oleh karena itu, belum dapat dipastikan berapa persentase perolehan kursi parpol di DPR. "Kalau sekarang belum tahu. Hasilnya nanti awal-awal bulan Mei baru bisa diketahui," ujarnya. (rep05)