Politik

Ongkos jadi Cawapres Jokowi Rp10 Triliun?

Jakarta-Direktur Forum Intelegensia Bebas (FIB), Fathor Rosi MA menyatakan, persaingan untuk jadi cawapres Jokowi sarat dengan politik transaksional. Bahkan, beberapa pihak siapkan tawaran hingga triliunan rupiah.
 
“Beberapa minggu terahir, tercium rumur bahwa tokoh-tokoh yang punya ambisi politik untuk mendampingi Jokowi siap membayar dengan jumlah yang sangat besar, jumlahnya kisaran 3-10 triliun rupiah. Dari kubu Sofian Wanandi/Apindo/CSIS menyiapkan dana 7-10 triliun untuk menduetkan paksa antara Jokowi-Jusuf Kalla,” kata Fathor, alumnus pasca sarjana ICAS/Universitas Paramadina dalam seminar “Meneropong Capres-Cawapres 2014: Siapa Pendamping Jokowi dan Prabowo?” di hetel syahida Inn Jakarta, Senin (31/3/2014).
 
Selain itu, lanjut Fathor, Pengusaha sukses bos mayapada group, Dr. Datuk Sri Tahir MBA dikabarkan menawar posisi Cawapres Jokowi sebesar Rp3 triliun.
 
Bahkan, tidak hanya dari kalangan pengusaha saja yang punya hasrat untuk menjadi orang nomor dua mendampingi jokowi.
 
“Sekelas menteri dan partai penguasa hari ini juga sudah punya ancang-ancang mendekat ke pihak Jokowi,” imbuhnya.
 
Kabar lain yang beredar di kalangan menengah jakarta, kata Fathot, Hatta Rajasa menawar 4-5 triliun rupiah agar jadi jawapres jokowi. “Kubu Demokrat menawar PDI-P 5-7 triliun untuk memasangkan Jokowi-Pramono Edhie Wibowo,” tambahnya.
 
Menurut Fathor, transaksi politik dalam perebutan Cawapres Jokowi itu terjadi karena prediksi bahwa Jokowi pasti menang. Namun, kata dia, sangat disayangkan kalau Jokowi memilih Cawapres berdasar transaksi politik.
 
“Benarkah rumor politik transaksional alias jual beli dalam konteks cawapres Jokowi tersebut? Kita lihat saja nanti,” pungkas Fathor. (rep05/rmn)