Politik

Duh, 1 Simpatisan Tewas Saat Hadiri Kampanye SBY

Seorang simpatisan Partai Demokrat asal Kabupaten Trenggalek, meninggal dunia dalam perjalanan menuju lokasi kampanye akbar menghadirkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku ketua umum partai itu di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa.
 
Wartawan Antara melaporkan, simpatisan Partai Demokrat asal Trenggalek itu, Sugeng Riyanto (45), diketahui meninggal dunia di dalam Bus Pelita Indah saat rombongan mereka baru sampai lokasi kampanye di Stadion Rejoagung, Tulungagung.
 
Belum ada kepastian penyebab meninggalnya pria yang beralamat di Kelurahan Sumbergedong, Kecamatan Trenggalek tersebut. Namun, menurut Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Trenggalek, Lamuji, korban Sugeng yang juga menjabat Ketua Ranting Partai Demokrat Kecamatan Trenggalek itu sempat diketahui menderita masuk angin sebelum akhirnya meninggal dunia.
 
"Jenazah langsung dievakuasi ke RSUD dr Iskak dan dilakukan visum oleh tim medis," terang Lamuji dikonfirmasi melalui telepon.
 
Kematian salah satu simpatisan Partai Demokrat ini sempat menjadi perhatian serius Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat saat tampil pertama kali di atas panggung Stadion Rejoagung.
 
Sebelum menyampaikan orasi politik dengan didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono, SBY menyampaikan duka mendalam atas insiden tidak terduga tersebut dan mengajak puluhan ribu massa Partai Demokrat yang hadir dalam kampanye akbar itu untuk memanjatkan doa bersama.
 
"Mari kita semua berdoa, dan yang beragama Islam membaca al-fatihah bersama. Semoga arwah almarhum diterima di sisi Allah SWT," ajak SBY dilanjutkan pembacaan surat al-fatihah diikuti ribuan massa yang hadir.
 
Terkait kematian salah satu kader dalam kegiatan kampanye itu, Lamuji memastikan pihaknya akan memberikan santunan kepada keluarga yang ditinggalkan.
 
"Pakde Karwo dan mas Ibas (Edhie Baskoro Yudhoyono) juga mengonfirmasi untuk memberikan tali asih, sebagai bentuk bela sungkawa. Cuma kami tidak bisa sebut nilainya, tidak etis," ujarnya.(Rep01)