Riau Raya

Gara-gara Asap, Kesan Pertama Annas Maamun Dinilai Buruk

PEKANBARU- Satu bulan sudah pasangan Annas Maamun-Arasyadjuliandi Rahman dinobatkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Riau priode 2014-2015. Sangat baru memang, namun justru di awal priode muncul pandangan negatif terhadap gaya kepemimpinan Annas Maamun sebagai gubernur.
 
Paling tidak ada tiga peristiwa yang menyeruakan pandangan negatif terhadap gaya kepemimpinan mantan Bupati Rokan Hilir tersebut. Pertama saat Annas absen di majelis sholat istisqo. Ibadah minta hujan di halaman kantornya. Kedua, saat Annas abses tak mengikuti teleconference bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membahas kabut asap. Alasan ketidak-hadiran Annas dalam kedua kegiatan sama. Sedang berada di kampung halaman, Rokan Hilir.
 
Ketiga, sikap diamnya Annas terkait kisruh Satuan Organisasi Tata Laksana (SOTK) baru dan lama yang memicu stadnannya pencairan APBD Riau 2014. Sebagai gubernur, Annas terkesan mendiamkan masalah krusial tersebut terus berlarut-larut. Sehingga Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi terpaksa turun tangan dan pekan depan mempertemukan gubernur dan Ketua DPRD untuk mencari solusi.
 
Pengaman politik, hukum dan tata negara Universitas Islam Riau Maxaxai Indra mengakui memahami kekecewaan publik terhadap gaya kepemimpinan Annas.
 
"Wajar kalau kemudian muncul kekecewaan dari masyarakat terhadap gaya kepemimpinan Gubernur Annas, karena ketika memilih Annas, masyarakat menggantungkan harapan yang sangat besar akan adanya kebijakan yang perpihak pada mereka," tuturnya, seperti dilansir riauterinicom, Selasa (18/3/14).
 
Dalam pandangan Maxaxai, tidak semestinya Gubernur Annas tak menghadiri teleconference dengan Presiden SBY. Karena, ketika itu kabut asap sedang menjadi masalah dan derita masyarakat. Kehadiran Presiden ke Riau merupakan bentuk keseriusan kepala negara ingin mencarikan solusi kabut asap. Menjadi ironis ketika kepala negara datang, justru Gubernur Annas sebagai tuan rumah justru tidak ada.
 
"Ketidakhadiran Gubri Annas ketika sangat berbekas di hati masyarakat. Mereka patut kecewa," tukasnya.
 
Meski demikian, Maxaxai mengharapkan masyarakat tak langsung skeptis pada Gubernur Annas. Karena waktu satu bulan hanya awal. Bisa jadi saat ini Annas masih dalam masa transisi gaya kepemimpinan sebagai bupati menjadi gubernur. Masih mengalami semacam demam panggung.
 
"Kita semua patut berharap dan memberi kesempatan untuk Gubernur Annas memberi bakti terbaik untuk daerah. Masih banyak waktu untuknya," ujarnya optimis.(repp05)