Riau Raya

Tiket Roro Dumai - Rupat Dinilai Terlalu Mahal

Rupat-Pemerintah Provinsi Riau diminta meninjau ulang tiket penyeberangan Dumai I Batu Panjang Pulau Rupat yang dinilai warga sangat memberatkan. Disamping harga tiket yang mahal masyarakat juga minta jadwal penyeberangan ditambah menjadi empat kali sehari.
 
''Terus terang harga tiket sekarang sudah mencekik kami, memang kami sudah terima kasih kepada Pemprov yang telah membangun dermaga dan roro, tapi kalau harganya memberatkan warga tentu malah menjadi beban masyarakat,'' ujar Budi Santoso tokoh pemuda Batu Panjang pada acara silaturahmi antara warga dengan anggota DPRD Provinsi Riau Bagus Santoso di Sei Njab (17/14/2014).
 
Keberatan harga tiket roro juga disampaikan Azman tokoh pemuda Sei Njab Kelurahan Terkul. Dikatakan Azman ada hal yang janggal pada penetapan ongkos pembayaran tiket. Tiket penumpang Dumai - Rupat dijual Rp 6.000, sementara dari Rupat - Dumai Rp 3.500. Sedangkan untuk 1 mobil angkutan sampai Rp 120 ribu dari sebelumnya hanya Rp.65 ribu.
 
Azman dan Budi berharap Pemprov segera meninjau ulang harga tiket agar warga tidak keberatan. Kepada Pemkab Bengkalis mereka juga meminta untuk dapat meringankan beban.
 
''Kami berharap Pak Gubernur dapat menurunkan harga tiket, dan Bupati Bengkalis bisa memberikan bantuan entah apa nama kegiatannya, yang penting rakyat bisa nyeberang ke Rupat dengan ongkos murah,'' imbuh Budi.
 
Terkait dengan asiprasi yang disampaikan, Bagus Santoso anggota DPRD Provinsi Riau menyatakan akan segera berkoordinasi dengan SKPD yaitu Dinas Perhubungan serta Dinas Pendapatan Daerah untuk mendapatkan klarifikasi dan penjelasannya.
 
''Ini akan segara saya tindak lanjuti dengan SKPD terkait supaya lebih jelas duduk persoalannya, saya yakin Gubernur Riau setuju dengan ongkos murah yang diminta warga Rupat ini. Tentang program yang tepat dari Pemkab Bengkalis Insya Allah juga akan saya sampaikan langsung kepada Bupati Bengkalis,'' ujar Bagus Santoso.
 
Dikatakan Bagus Santoso, ongkos transportasi membuat harga kebutuhan sehari-hari menjadi mahal. Dan yang lebih perlu diwaspadai ongkos yang mahal akhirnya menghancurkan harga hasil pertanian dan perkebunan. Sebaliknya jika transportasi murah maka harga karet, sawit dan ikan tangkapan nelayan akan naik.
 
''Transportasi mahal membuat harga jatuh, sebab pedagang tak mau rugi, karena ongkos transportasi mahal maka yang menjadi korban adalah petani dan pekebun. Hasil kebun dan pertanian dibeli dengan harga murah oleh pedagang untuk menutup biaya transportasi,'' imbuh Bagus Santoso.
 
Acara silaturahmi selain dihadiri oleh perangkat desa, Rw dan Rt dan tokoh masyarakat perwakilan sejumlah kelurahan juga dihadiri oleh majlis Wirid ibu-ibu serta dilanjutkan dengan pemberian santunan untuk anak yatim piatu. (rep05/rls)