Banjir Buntuhkan Jalan Lintas

Warga Sinaboi Gunakan Sampan Mesin

BANJIR - SD 028 Bagan Hulu, Bagansiapiapi, Rohil belakangan ini kebanjiran. Proses belajar mengajar tetap dilakukan. (rep1)
BAGANSIAPIAPI - Jalan lintas sepanjang sekitar enam kilometer dari Jembatan Sinaboi menuju Kepenghuluan Darussalam, Kecamatan Sinaboi, kondisinya sulit dilintasi kendaraan terlebih setelah mendapat guyuran hujan deras. Alhasil, masyarakat yang berada di daerah Telukdalam maupun Darusalam melakukan aktivitas rutin menelusuri keluar masuk  kanal menggunakan sampan mesin.
 
Kondisi jalan lintas tersebut dari jembatan hingga berjarak sekitar tiga kilometer, bodi jalannya sudah ditimbun tanah kuning. Sedangkan sebagiannya lagi masih merupakan tanah liat. Sehingga, saat kondisi jalan basah ketika diguyur hujan, sangat sulit dilontasi kendaraan roda empat maupun roda dua. 
 
"Maklumlah pak, kondisi jalannya masih jalan tanah. Kalau sudah diguyur hujan, sulit dilintasi kendaraan. Sebab, lumpur dan tanahnya lengket di kendaraan sehingga sulit untuk dikendalikan," kata Slamet (40) warga Darussalam.
 
Sulitanya melintasi jalan lintas itu, timpal Ijul (38), biasanya tidak berlangsung lama. "Memang saat musim penghujan seperti itu. Jalannya sulit dilintasi. Tapi, kalau cuaca panas, jalan masih bisa dilintasi. Terus terang saja, dengan tersedianya bodi jalan seperti ini, daerah kita menjadi lebih terbuka. Waktu belum ada bodi jalan, kita sulit untuk keluar masuk," kata Ijul.
 
Kendati jalan lintas yang menjadi jalan tembus yang menghubungkan Sinaboi dengan Dumai sulit dilintasi kendaraan terutama di musim penghujan, namun aktivitas keluar masuk dapat ditempuh melalui jalur angkutan sungai. Biaya jasa angkutan sungai tersebut sangat tergantung jauh dekatnya daerah yang dituju oleh masyarakat. 
"Untuk satu sampan ini, minimal diisi oleh lima penumpang. Biayanya dari jembatan sampai ke Teluk Dalam bisa mencapai Rp200 ribu," kata Kardi (44) salah seorang tekong sampan mesin.
 
Sementara, potensi yang dimiliki di Kepenghuluan Darussalam umum sektor perkebunan kelapa sawit dan pertanian tanaman pangan. Jenis padi yang ditanam yakni jenis segudang. "Jadi, kalau jalan tidak bisa dilintasi kendaraan, hasil panen berupa padi dan sawit, dilansir menggunakan sampan mesin. Setelah itu, baru diangkut ke kendaraan yang sudah menunggu di jembatan," kata Kardi.
 
Camat Sinaboi, Basri yang ditemui Riau Pos kemarin tidak menafikan hal tersebut. "Kalau musim hujan kondisinya memang seperti itu. Jalan lintas itu sulit dilintasi kendaraan. Meskipuu begitu, untuk ke daerah-daerah di Darussalam, kita masih bisa menggunakan sampan mesin. Hanya saja, untuk satu sampan mesin, jumlah penumpangnya terbatas," kata Basri. (rep1)