Riau Raya

Polisi Buru Pembunuh Tjin Boe ke Luar Daerah

SELATPANJANG - Pelaku pembunuhan Tjin Boe alias Aphe (50), pedagang Pasar Sandang Pangan Selatpanjang, yang Rabu pekan lalu diperkirakan masih berada di wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, ternyata meleset. Saat ini petugas Kepolisian Sektor Tebingtinggi sedang memburu tersangka ke luar daerah.

Panit Reskrim Polsek Tebingtinggi, Ipda Suhartono Yakub, saat dikonfirmasi Metro Riau, Senin (8/4) petang mengatakan, belum ada perkembangan dari perburuan tersangka pembunuh sadis, yang diperkirakan berjumlah lebih dari dua orang itu.

"Belum, belum ada yang tertangkap. Kami sekarang sedang di luar daerah (memburu tersangka)," kata Suhartono, tanpa merinci daerah pengejarannya.

Namun demikian, Suhartono menegaskan, pihaknya sudah mengetahui identitas para tersangka pembunuhan itu. "Nanti saya kabari, yang jelas identitasnya sudah kami ketahui. Doakan saja tersangka bisa segera ditangkap," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pelaku penganiayaan berat hingga mengakibatkan tewasnya Tjin Boe diduga sengaja ingin menghilangkan jejak dengan membakar toko sembako milik korban.

"Saat sedang membuka toko, tiba-tiba ada kawanan yang menyatroni korban. Pelaku tidak hanya menganiaya korban tetapi juga membacok hingga pedagang yang sudah sangat akrab dengan warga setempat dan pedagang sekitar itu tewas," ungkapnya.

Melihat korbannya tewas, pelaku juga sengaja membakar ruko untuk menghilangkan barang bukti. Namun saat api mulai membesar, pedagang lainnya melihatnya dan segera memberi pertolongan. Setelah kawanan itu melarikan diri, pedagang yang ada di sekitar lokasi langsung memberikan pertolongan.

Tjin Boe semasa hidupnya dikenal baik dan rajin berdagang. Ia selalu membuka toko pagi hari sekitar pukul 04.00 WIB. Dari penuturan sejumlah pedagang, Tjin Boe bukanlah pedagang baru di pasar itu, sejak lama dia telah menempati ruko yang menjadi tempatnya terbunuh. Dan uniknya, dia selalu membuka toko sekitar pukul 04.00 WIB pagi, lebih dulu dibandingkan pedagang lainnya.

"Awalnya kami hanya menyangka terjadi kebakaran, makanya kami segera memberi pertolongan, tapi ternyata sebelumnya sudah ada pembunuhan," ujar salah seorang pedagang yang tidak bersedia menyebutkan namanya.

Pertolongan saat itu, langsung datang dari para pedagang, namun setelah api dapat dijinakkan ternyata pemilik toko sudah meninggal dengan berlumuran darah di lantai tokonya.

Menurut Tjuan An SH, teman dekat korban yang juga Sekretaris Yayasan Sosial Umat Beragama Budha (YSUBB) Selatpanjang, korban selama ini dikenal berkelakuan baik. Korban dipercaya menjadi Ketua Pengurus Cetya (tempat beribadah lebih kecil dari vihara) Patria Sakti.

"Terakhir kali saya ketemu dia (Aphe) pada Selasa (2/4) kemarin. Dia tampak baik-baik saja dan tidak menunjukkan firasat apapun. Apalagi korban semasa hidupnya taat beribadah. Setahu saya korban juga tidak pernah memiliki musuh. Makanya kami semua shock mendengar korban sudah dibunuh," sebut Tjuan An.

Tjuan An berharap kepolisian dapat mengungkap motif pembunuhan tersebut agar keluarga dan handai taulan yang ditinggalkan bisa memahami apa sebenarnya yang terjadi. (rep01)