Hukum

Suriah Siap Hanguskan Timur Tengah

Jarum jam baru saja lewat pukul dua dini hari, kemarin. Para penduduk di wilayah Ghouta Timur - kebanyakan muslim Sunni yang miskin - masih terlelap. Sejumlah ledakan terdengar di kawasan sebelah timur laut Ibu Kota Damaskus, Suriah, ini.

Bunyinya, menurut warga yang selamat seperti dilansir tempo.co, seperti tangki air meledak atau botol Pepsi saat dibuka. Kemudian bau seperti bawang merah atau klorin menguar, membikin mata pedih dan tenggorokan terbakar.

Efeknya sungguh mengerikan sekaligus mematikan. Membunuh banyak orang sebelum mereka melek. Laporan terbaru menyebutkan 1.300 orang meninggal dan ratusan lainnya luka.

"Serangan gas kimia!" teriak para pemberontak secara berantai lewat radio komunikasi. Lama sebelum azan subuh berkumandang, pengeras suara di menara-menara masjid menyerukan warga segera lari atau mencari udara segar di atap rumah.

Rumah-rumah sakit di pinggiran Damaskus langsung kebanjiran korban. Kondisi mereka sama: sulit bernapas, kejang-kejang, dan keluar busa dari mulut. Satu-satunya obat penawar, atropine, habis dalam beberapa jam saja.

Seorang dokter di kota kecil Kfar Batna bergegas ke kliniknya. Seratus pasien sudah terkapar. "Mereka terdiri dari lelaki, perempuan, dan anak-anak. Semua dalam keadaan seperti tercekik dan susah bernapas," katanya.

Dunia langsung berekasi. Bahkan sejak awal pekan ini, Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama dan Perdana Menteri Inggris berbincang lewat telepon membahas rencana menyerbu Suriah. "Bukti senjata kimia telah digunakan di Suriah tidak terbantahkan," kata Gedung Putih. Kedua pemimpin menyatakan akan mengambil tindakan meski tidak ada suara bulat di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Rusia dan China, dua dari lima anggota pemegang hak veto, selama ini dikenal menyokong Presiden Suriah Basyar al-Assad. Moskow dan Beijing meminta masyarakat internasional bersabar dan menunggu hasil penyelidikan tim pencari fakta PBB.

Iran telah memperingatkan serangan terhadap Suriah bisa memicu konflik meluas ke seluruh kawasan Timur Tengah. "Komplikasi dan konsekuensi dari tindakan militer tidak hanya terbatas di Suriah, tapi bakal melanda seluruh kawasan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Araqchi.

Assad mengingatkan Amerika bakal terbenam seperti saat menginvasi Vietnam pada 1970-an, berlanjut ke Afghanistan dan Irak. Negeri Syam ini bersumpah bakal melawan hingga darah penghabisan.

Perang saudara hampir 2,5 tahun di Suriah seolah bara api telah menyebar ke negara-negara tetangga lantaran tiupan isu sektarian. Jika Barat nekat, Suriah tidak hanya membakar, bahkan bisa menghanguskan Timur Tengah. (rep05)