Sosialita

Aa Gym Bahas Keris Sakti Jenderal Djoko!

ilustrasi

JAKARTA - Pimpinan Pondok Pesantren Darut Tauhid Bandung, Abdullah Gymnastiar angkat bicara mengenai kepemilikan benda-benda pusaka berbau magis, seperti keris 'sakti'.

Pria yang akrab disapa Aa Gym ini mengimbau untuk tidak menggunakan benda puasa berbau 'klenik'.

Demikian disampaikan Aa Gym usai memberikan ceramah agama buka puasa di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, Rabu (17/7/2013) malam. Lelaki yang kerap mengenakan sorban putih itu mengungkapkan hal tersebut setelah disinggung tentang kepemilikan keris pusaka terdakwa kasus dugaan korupsi Simulator SIM dan Pencucian Uang, Djoko Susilo. "Tidak perlu menggunakan hal-hal yang klenik yah," kata Aa Gym.

Sejumlah keris yang dimiliki Djoko Susilo dikabarkan memiliki berbagai macam kelebihanya. Misalnya, mendatangkan kewibawaan. Nah, menurut Aa Gym, kewibaan datang dari sang maha pencipta. Sehingga, tak perlu berpaku pada hal-hal yang 'klenik', termasuk keris.

"Kemulyaan, itu tergantung dari kebersihan hati dan kedekatan dengan allah Swt. Jadi menurut saya, mau wibawa jadi orang yang tulus, bersih, baik dan dekan dengan Allah SWT jadi tidak perlu memusingkan wibawa, yang penting jadi orang yang bener," imbuh Aa Gym.

Sayangnya, Aa Gym enggan mengomentari lebih lanjut soal keris-keris sakti milik mantan Gubernur Akpol tersebut.

"Saya belum pernah dengar dan pahami. Jadi saya tidak biasa mengkomentari hal-hal yang saya tidak tahu," ujarnya.

Seperti diketahui, Jendral Polisi bintang dua tersebut tak menampik memiliki koleksi hampir 200 keris sakti. Djoko kemudian menceritakan pengalamnnya mengkoleksi keris-keris pusaka tersebut. Memulai perbincangan, Djoko mengaku mulai mengoleksi keris sejak berpangkat kapten di Solo.

"Sejak kapten. Waktu mulai di Solo," kata Djoko di lobi Pengadilan Tipikor, Jakarta dengan didampingi penaseihat hukumnya, Junivert Girsang serta serta seorang petugas KPK.

Djoko mengkoleksi banyak keris lantaran hobi. Menurut Djoko, sebagian besar keris-keris didapatkannya dari mencari atau hunting. Bahkan, sambung Djoko, ada orang yang datang menawarkan keris kepadanya.

Dikatakan Djoko, sebagian besar keris yang koleksinya merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan di Indonesia dengan berbagai macam kelebihanya. Misalnya, peninggalan kerajaan Kutai Kertanegara. "Keris macam-macam. Setiap raja itu punya kelebihan-kelebihannya. Tapi saya enggak hapal," ujarnya.

Lebih lanjut Djoko mengungkapkan bahwa memiliki keris saksi itu 'cocok-cocokan'. Mempunyai keris, diibaratkan Djoko, sama seperti orang punya duit dan ingin beli rumah. Artinya, punya uang tapi belum tentu rumah itu terbeli, dan sebaliknya. "Sama seperti naik haji, punya uang untuk naik haji, tapi ada yang gagal berangkat," imbuh Djoko.

Sayangnya, lelaki yang mengenakan batik hijau itu enggan menggungkapkan secara detail soal kesaktian keris-keris itu. Percaya ngga percaya, Djoko bahkan sampai menyebut kecocokan memiliki keris sakti memang ada. "Jangan tanya saya tanya sama orang tahu keris. Tangan cocok atau tidak itu memang ada," ungkapnya.

Soal kesaktian, Djoko meyakini keris-keris yang dimilikinya karakter, termasuk kesaktian masing-masing. Misalnya, untuk penggaet wanita, kewibawaan, murah rezeki, bertangan dingin, bahkan sampai kejantan kaum adam. "Beda-beda (kesaktiannya). Yah ada yang buat itu (kejantanan lelaki)," cerita Djoko sembari tersenyum.

Selain keris sakti, Djoko juga mengoleksi cinderamata. Misalnya dua buah keris besar yang saat ini masih terpajang di ruang kerja, kantor Akademi Kepolisian. "Cinderamata itu sama dengan seni," imbuhnya mengakhiri perbincangan. (rep/01)