Politik

Baru Deklarasi Capres, Hanura Sudah Mau Pecah

Jakarta-Langkah mengejutkan diambil Partai Hanura. Dengan percaya diri Hanura mendeklarasikan Ketua Umumnya Wiranto dan Ketua Dewan Pertimbangan Hary Tanoesoedibjo sebagai capres-cawapres yang akan diusung pada Pilpres 2014.

Tak tanggung-tanggung, deklarasi tersebut disiarkan secara langsung oleh RCTI, televisi milik Hary Tanoe . Ratusan kader Hanura memadati arena dilangsungkannya deklarasi di Hotel Mercure, Jakarta Barat.

Namun, aroma perpecahan tercium di partai yang didirikan Wiranto itu. Hal itu terindikasi dari penolakan deklarasi pencalonan Wiranto - Hary Tanoe yang dilakukan kalangan internal Hanura.

Dengan suara lantang Ketua DPP Hanura Fuad Bawazier mengritik deklarasi Wiranto - Hary Tanoe . Mantan Menteri Keuangan di era Orde Baru itu bahkan menyebut deklarasi Wiranto - Hary Tanoe melanggar AD-ART partai karena tak melalui mekanisme Rapimnas.

"Harusnya melalui Rapimnas, AD/ART-nya begitu. Keputusan penting harus melalui Rapimnas. Ini tiba-tiba muncul siapa yang memutuskan dan mekanismenya nggak ada. Jadi menimbulkan masalah internal," jelas Fuad saat dihubungi, kemarin.

Tak hanya itu, Fuad bahkan menilai deklarasi tersebut tidak realistis. Sebab, dia menilai Partai Hanura sulit untuk mencapai presidential threshold, karenanya membutuhkan teman koalisi untuk mengusung capres.

"Karena PT 20 persen. Bagaimana kalau enggak koalisi?" imbuhnya.

Menurutnya, deklarasi tersebut terkesan janggal karena dilakukan secara mendadak. Lagi pula tak ada partai yang berani mengusung capres dan cawapres sekaligus dari internalnya sendiri.

"Ya lihat saja perjalanannya, tapi jadi aneh saja karena mekanismenya tidak sesuai prosedur. Tiba-tiba dari mana keputusannya, dadakan. Secara praktis janggal satu partai mana ada yang berani (usung capres-cawapres)," tegas dia.

Meski membantah telah terjadi perpecahan di kalangan internal, Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu (Bappillu) Partai Hanura Ahmad Rofiq mengakui deklarasi tersebut telah melanggar aturan partai.

"Deklarasi kemarin memang melawan pakem politik yang ada. Tapi justru itu menunjukkan suatu sikap politik Hanura dengan kepercayaan diri," kata Rofiq.

Namun demikian, dia mengaku pencalonan Wiranto dan Hary Tanoe sudah dilakukan dengan demokratis. Dia menilai wajar protes yang disampaikan Fuad Bawazier. Sebab, dalam sebuah partai politik tidak harus sepenuhnya satu suara.

"Deklarasi sudah dilakukan, dan semua kekuatan Hanura harus bersatu padu," jelas Rofiq.

Dia menilai, perbedaan yang kini sedang terjadi di internal partai merupakan hal lumrah. Karenanya, perbedaan pendapat dinilainya sebagai proses untuk menyehatkan partai.

"Perihal di tengah jalan ada yang enggak setuju, itu justru baik untuk menyehatkan partai Hanura. Saya enggak khawatir," tandasnya.

Lantas benarkah soliditas Hanura masih terjaga? Benarkah protes keras dari Fuad pertanda pecahnya partai yang didirikan pada 14 November 2006 itu? (rep05)