Politik

Nasib Menkominfo Tifatul Sembiring di Ujung Tanduk

Jakarta-Suhu politik akibat polemik antara PKS dan partai koalisi, terutama Demokrat, kian memanas. Penyebabnya apa lagi kalau bukan isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu. Isu itu membawa Menkominfo Tifatul Sembiring dalam situasi sulit.

Di satu sisi kebijakan partainya, PKS, berseberangan dan malah menggoyang pemerintahan SBY . Tapi di sisi lain, dia sebagai pribadi mendukung kenaikan harga BBM sehingga tetap sejalan dengan pemerintah.

Dua sikap yang berbeda tak pelak menimbulkan tanda tanya mengenai nasib Tifatul ke depan, mengingat keberadaannya di kabinet erat kaitannya dengan sekretariat gabungan (setgab) koalisi partai politik; Demokrat, Golkar, PKS, PPP, PKB, dan PAN.

Sejak awal kemampuan Tifatul sebagai Menkominfo memang diragukan, karena latar belakang politik dan bagi-bagi kekuasaan di belakangnya. Meski sempat mengenyam pendidikan di ilmu komputer, tetap saja kalangan telematika masih meragukan kemampuan Tifatul Sembiring di sektor industri TI dan telekomunikasi.

Namun, kenyataannya, pria yang biasa dipanggil Datuak oleh komunitas Minang dan sekitarnya itu cukup fasih memberikan pernyataan seputar TI dan telekomunikasi hingga hal-hal yang bersifat teknis.

Setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya, baik seputar Universal Service Obligation (USO), internet pedesaan, jaringan broadband, pemblokiran situs, hingga soal pembajakan software dengan lincah dijawabnya disertai data yang cukup lengkap.

Kini, nasib Tifatul berada di ujung tanduk, terutama setelah Jubir Kepresidenan Julian Aldrin Pasha memberikan pernyataan bahwa kebersamaan koalisi partai pendukung pemerintah dengan Partai Keadilan Sejahtera yang menolak APBN-P 2013 berakhir. PKS, tambahnya, tak punya alasan untuk mempertahankan posisi di koalisi.

"Manakala parpol bersangkutan tidak mengundurkan diri, pada hakekatnya kebersamaannya dalam koalisi pemerintahan telah berakhir atau selesai," ujar Julian.

Sementara itu, anggota DPR dari Partai Demokrat, Ruhut Sitompul mengatakan, jika Juru Bicara Presiden Julian sudah berbicara, maka posisi PKS di kabinet tinggal menghitung hari.

"Kalau Julian Pasha sudah bicara, Ketua Harian sudah bicara, posisi PKS dan menterinya di kabinet tinggal menghitung hari," kata Ruhut yang mengaku bernazar akan memotong kambing jika PKS keluar koalisi.

Dengan pemutusan hubungan koalisi dengan PKS, maka isu pergantian Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring merebak.

Bahkan diisukan bahwa Ruhut Sitompul yang pernah menjadi Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika, akan mengisi pos ini. Dan uniknya, rumor Ruhut menjadi Menkominfo mencuat dari Ruhut sendiri.

Selain Ruhut, nama-nama yang kemungkinan besar mengisi posisi Tifatul bila PKS benar-benar keluar dari koalisi adalah Roy Suryo yang bisa saja merangkap jabatan sebagai Menpora dan Menkominfo, atau anggota Komisi 1 DPR Tantowi Yahya , atau lainnya.

Menanggapi pernyataan Julian, Tifatul mengungkapkan dia sudah menegur yang bersangkutan. "Saya sudah ingatkan Julian Pasha agar tidak memberikan komentar seputar koalisi," ujarnya kepada merdeka.com, Senin (24/6).