*Resahkan Masyarakat

Gelper 88 dan e Zon Jauh Sentuhan Dari Hukum

Salah satu mainan gelper

BAGANSIAPIAPI, rohilonline.com - Arena Gelanggang Permainan (Gelper) beberapa bulan terakhir marak di Bagansiapiapi Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil). Setelah sekian lama beroperasi, belum ada razia yang dilakukan jajaran Polda Riau bersama Polres Rohil ke tempat-tempat tersebut.

Lokasi Gelper rata-rata berada di pemukiman masyarakat dan sekitarnya. Warga setempat sudah mulai resah, apalagi jam oprasionalnya hingga tengah malam dan sangat mengganggu.

Pantauan di lapangan, sedikitnya ada 2 titik lokasi Gelper di kawasan wilayah hukum Polsek Bangko yang diduga meresahkan, diantaranya yakni di Gang Sumatra belakang hotel horizon disebut dengan 88 Game dan dilantai tiga (3) pasar pelita disebut dengan Ezone Game.

Penggerebekan yang dilakukan Polda Riau terhadap City Zone Bengkalis beberapa waktu lalu sempat membuat pengelola di Bagansiapiapi ketar-ketir. Isu berkembang, Gelper di Bagansiapai sempat ditutup selama 2 hari dan sekarang mulai beroperasi lagi.

Ketua LSM Lembaga Pemantau Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan (LP3L) Rohil, Azhar meminta kepada pihak Polres Rohil agar menyikapi hal tersebut. Pasalnya sudah sekian lama beroperasional sepertinya tak tersentuh hukum.

"Kita meminta kepada Polda Riau melalui Polres Rohil tidak tebang pilih dalam penanganan kasus judi. Kita masyarakat yang tidak punya kepentingan dalam soal ini menduga pihak aparat telah tebang pilih dalam penertiban Gelper yang meresahkan masyarakat itu," ujar Azhar, Sabtu (3/10/15).

Jelas Azhar lagi, Pihaknya menduga modus yang dilakukan di sejumlah Gelper di Bagansiapiapi adalah berupa seratus koin bisa ditukar dengan satu voucher pulsa Rp100.000. Voucher itu bisa diuangkan Rp95.000 dengan calo di luar area Gelper.

"Kita menilai yang sangat meresahkan Masyarakat itu Game 88, kita ambil contoh seperti yang kemaren, karyawan 88 diserang oleh istri pemilik usaha kedai kopi karena sesuatu hal yang kita juga kurang paham, tapi setelah kejadian itu sempat ribut kan sudah tak mengenakkan lingkungan sekitar, kami juga sebagai warga merasa keberatan jika 88 terus operasional,"pungkas Azhar.(red/ar)