Riau Raya

Gawat, di Riau Sebanyak 159 Orang Terjangkit HIV

Pekanbaru-Dinas Kesehatan Provinsi Riau menyatakan sebanyak 159 warga di daerah berjuluk "Bumi Lancang Kuning" itu telah terjangkit  virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) selama periode Januari 2014 hingga April 2015.
 
"Jumlah penderita HIV tersebut diperoleh melalui program tes sukarela pada pekerja seks komersial dan pasangan homo seksual," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Andra Sjafril di Pekanbaru, Kamis.
 
Menurut dia, sebanyak 159 penderita HIV itu belum termasuk sebanyak 22 orang lebih atau 28,67 persen dari
79 sukarelawan (volunteer) yang berasal dari pecandu narkoba yang terjangkit HIV karena tertular virus HIV melalui jarum suntik.
 
Kasus ini, kata Andra, ibarat fenomena gunung es, karena yang belum terjangkau atau bersedia untuk melakukan tes HIV masih banyak.
 
"Namun demikian,  keberadaan klinik (Voluntary Counseling Test) VCT yang dibentuk sejak 2014 itu sudahmenjangkau penderita HIV lebih awal, tidak lagi pada fase terminal," katanya.
 
Ia menjelaskan, sejak tahun 2004 klinik VCT pertama kali dikelola RSUD Arifin Achmad itu, dan telah dibantu klinik VCT yang sama pada 12 kabupaten dan kota se-Riau yang telah memiliki klinik VCT.
 
Keberadaan klinik tersebut,  telah membantu menjangkau penderita HIV lebih awal, dan mereka tidak lagi perlu datang pada fase terminal, sehingga petugas dapat menolong mereka agar dapat memperpanjang masa hidupnya.
 
Oleh karena itu,  konseling testing sukarela yang benar dan berkelanjutan sangat dibutuhkan.
 
Sementara itu sudah ada 237 orang konselor --berlatar belakang psikolog, dan ilmuwan, terapis, psikolog terapan yang profesional kalangan perawat, pekerja sosial dan dokter dan lainnya itu,  sudah tersebar pada 12 kabupaten dan kota se-Riau.
 
Sedangkan kegiatan VCT adalah proses konseling pra testing, konseling post testing dan testing HIV secara
sukarela yang bersifat condential dan secara lebih dini membantu orang mengetahui stastus HIV.
 
Konseling ini memberikan pengetahuan tentang HIV dan manfaat testing, pengambilan keputusan untuk testing dan perecanaan atas issu HIV yang akan dihadapi. Konseling ini membantu seseorang untuk mengerti dan menerima status (HIV+)  dan merujuk pada layanan dukungan.
 
"VCT merupakan pintu masuk penting untuk pencegahan dan perawatan HIV," katanya. (rep05/ant)