Fokus Rohil

Judi Tidak Mempengaruhi MTQ di Rohil

Ilustrasi
BAGANSIAPIAPI - Meskipun Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) mengagendakan pelaksanaan berbagai kegiatan keagamaan Islam maupun berkaitan dengan hari besar agama lain, namun aktivitas di arena permainan berbau judi masih marak di Bagansiapiapi, Kecamatan Bangko.
 
Berdasarkan pantauan, sejumlah arena gelangang permainan masih buka di beberapa titik bahkan ada yang berlangsung hingga tengah malam.   Meskipun sebelumnya sejumlah lokasi game sempat ditutup pasca adanya penangkapan pelaku judi dan narkoba, tersangka Badawi yang dilakukan Polda Riau namun aktivitas di meja ketangkasan masih terjadi.
 
Melihat bebasnya arena ketangkasan ini, warga Bagansiapiapi merasa resah, apalagi Pemkab melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan seperti MTQ ke-12 yang dipusatkan di Batu Enam, Bagan siapi-api.
 
“Kami harap ditutup saja semuanya apalagi kan mendekati bulan Ramadan,” kata warga Jalan Pahlawan, Irwan (34), Rabu (20/5).
 
Terpisah keberadaan gelper di Kota Bagan Batu, Kecamatan Bagan Sinembah juga masih beraktivitas meskipun Pemkab menggelar hajatan MTQ yang turut dimeriahkan oleh pihak kecamatan.
 
“Kesannya mereka tidak peduli dengan agenda Pemkab, padahal keberadaan tempat tersebut semakin meresahkan yang melibatkan orangtua sampai anak-anak saking asyik main sampai 
 
lupa waktu. Permainan seperti ini sudah kategori judi karena mereka biasaya tukar uang untuk beli koin, seperti bertaruh juga,” kata warga Bagan Batu, Amrul Husin di kantor Penghulu Bagan Batu, Bagan Sinembah, kemarin.
 
Ia minta pihak terkait untuk bisa melakukan penertiban bahkan menutup keberadaan gelanggang permainan yang lebih condong seperti perjudian. Karena dikhawatirkan bisa berdampak pada terjadi kerusakan sosial masyarakat secara luas.  
 
Pengaruh perjudian rusaknya perekonomian rumah tangga dan secara tak langsung bisa menimbulkan kriminalitas bagi yang sudah kecanduan dengan permainan tersebut namun tidak lagi memiliki uang.
 
“Kami minta ditertibkan, karena sudah parah kali ini. Sejak ada zone begitu anak-anak kami jadi semakin tambah nakal, dan hampir tiap hari bermain di sana menghabiskan uang yang cukup besar, apalagi dalam kondisi yang serba sulit seperti ini, semakin pusing kami dibuatnya,” ujarnya mengeluh.(rep04/rpc)