Hukum

Ini Dia Alasan Kenapa Malaysia Tolak Pengungsi Rohingya

Kuala Lumpur - Banyak alasan yang melatari penolakan Malaysia untuk menerima pengungsi Rohingya. Menurut para analis, tidak seperti terhadap pencari suaka dari Palestina atau Bosnia, Malaysia menolak pengungsi Rohingya antara lain karena jumlahnya yang terlalu banyak dan asal mereka yang terlalu dekat dengan negara itu. 
 
Menurut Dr Oh Ei Sun dari Rajaratnam School of International Studies di Nanyang Technological University Singapura, Bosnia di Eropa terletak lebih jauh dari Malaysia dibandingkan dengan Myanmar, asal para pengungsi Rohingya. "Situasinya sama sekali berbeda. Mereka datang dari jauh dan dalam jumlah kecil, sehingga menerima mereka hampir tidak berbahaya baik secara domestik maupun internasional, "kata Oh dalam wawancara dengan Malay Mail online.
 
Ketakutan terbesar Malaysia memang pada jumlah mereka yang besar. "Jika hanya beberapa dari mereka datang, negara-negara tetangga akan lebih bersedia untuk menerima mereka baik sebagai pengungsi atau penduduk tetap," kata Oh.
 
Hal yang sama dikemukakan pimpinan Institute for Democracy and Economic Affairs, Wan Saiful Wan Jan. Menurut dia, pada 2009 Malaysia menawarkan perlindungan bagi 350 muslim Bosnia yang melarikan diri pada 1994 dari konflik etnis setelah runtuhnya Yugoslavia. "Sayangnya Rohingya terlalu dekat dengan Malaysia dan jumlahnya terlalu banyak. Dulu waktu menerima pengungsi Bosnia, banyak orang dengan senang hati memberikan uang untuk membantu mereka," katanya. 
 
Direktur Mendeka Center, Ibrahim Suffian, mengatakan perbedaan etnis Rohingya bisa menjadi faktor keengganan Putrajaya untuk membantu kelompok yang disebut PBB sebagai paling teraniaya di dunia itu."Tak seperti dengan Indonesia atau Thailand yang kita kenal budayanya, mereka berbeda. Ini bukan rasisme dan kefanatikan, tapi memang faktanya Malaysia tidak memiliki rasa kedekatan atau keakraban dengan mereka," katanya.
 
Lebih dari seribu warga dari Bangladesh dan pengungsi Rohingya mendarat di Langkawi pada 10 Mei. Mereka kemudian dikirim ke pusat penahanan Belantik di Kedah. Aktivis memperkirakan bahwa sekitar 8 ribu warga Bangladesh dan Rohingya terdampar di laut setelah penyelundup manusia meninggalkan kapal yang mengangkut mereka.
 
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 8 Mei bahwa 25 ribu warga Rohingya dan Bangladesh meninggalkan negaranya dengan menaiki perahu antara Januari hingga Maret tahun ini, hampir dua kali lipat jumlah pada periode yang sama tahun lalu. (rep05)