Rimba Melintang

Wabup Rohil Hadiri Wisuda Santri Ponpes Muhsinin

RIMBA MELINTANG - Wakil Bupati Rohil Erianda, menghadiri wisuda 30 santri angkatan VIII Pondok Pesantren (Ponpes) Al Muhsinin Rimba Melintang. Wisuda itu bertepatan dengan ulang tahun Yayasan Pendidikan Islam Al Muhsinin XV. 
 
Kehadiran Erianda dan rombongan, Senin (11/5/15) disambut hangat pimpinan pondok, Drs H Amirudin, guru, santri pondok serta wali murid. 
 
Dalam sambutannya, Erianda mengatakan, bantuan tahun lalu yang ditujukan kepada Ponpes Al Muhsinin melalui Kabag Kesra terkendala, tak bisa dicairkan, dan tahun ini diharapkan sudah bisa disalurkan. “Disebelah Bapak, itu Asisten III Kesra, akan saya kawal,” kata Erianda. 
 
Erianda juga akan memberikan dukungan rencana pondok untuk membangun musholah dan mempersilahkan mengajukannya kepada Pemkab Rohil. 
 
Dukungannya juga diberikan dengan rencana kedepan mendirikan sekolah tinggi di Rimba Melintang, sesuai keinginan Ketua Yayasan Pendidikan Islam Al Muhsinin.  
 
Dalam pada itu, Kepala Kantor Kementrian Agama, Agustiar menyarankan, bagi 30 santri yang diwisuda, agar melanjutkan kejenjang perguruan tinggi, kalau tidak bisa jauh, bisa melanjutkan di STAI Ar Ridho, STAIR Bagan Batu dan STAIR Aswajah, Kubu. 
 
Ditempat itu, Camat Rimba Melintang, Syamsani juga mendukung upaya pondok untuk mendirikan mushollah. “Membangun mushollah sangat kami dukung, tapi kalau untuk masjid, jangan dululah, nanti sepi jemaah masjid raya,” katanya. 
 
Karena kalau setiap jum’at, santri dari pondok ini berjejer pergi ke masjid raya, bahkan menjadi khatib secara bergantian, jemaah masjid raya hanya satu sampai dua shaf saja, dengan adanya santri, masjid jadi penuh. 
 
Keberadaan pondok ini katanya menjadi penangkal kenakalan remaja di Rimba Melintang yang semakin hari semakin mencemaskan. “Dijalan kebut-kebutan, disamping kantor camat dijadikan tempat yang memalukan,” bebernya. 
 
Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Islam Al Muhsinin Amiruddin menjelaskan, milad (peringatan hari lahir, red), baru untuk pertama kali dilakukan, sejak 15 tahun berdirinya pondok tersebut. “Takut malu,” katanya menyebut alasan. 
 
Amirudin menyebut, bagian depan pondok dilakukan upaya penimbunan memerlukan biaya Rp 40 juta, dan baru terbayar Rp 15 juta, dan butuh tambahan dana, bantuan yang diharapkan melalui Kabag Kesra, Alkan, tahun 2014 tidak bisa dicairkan.(Rep04/rtc)