Sosialita

Subhanallah, Mantan Manajer Selebritis Hollywood Ini memeluk Islam

Kehidupan glamor membuat George Green akrab dengan maksiat. Ia memutuskan memperbaiki kualitas hidup dengan memeluk Islam.
 
Dream - Dunia gemerlap bisa membuat manusia lupa diri bahkan menjerumuskannya pada kubang kesesatan. Hal itu pula yang dialami George Green kala menjadi manager tur sejumlah penyanyi terkenal Amerika Serikat, termasuk rapper ternama Jay-Z.
 
Green hidup dengan berbagai kenikmatan yang menyesatkan kala itu. Minuman keras dan narkoba menjadi asupan yang dia konsumsi dalam menjalani hari-harinya.
 
Kisah hidup Green dimulai di Harlem, New York. Dia tumbuh di tengah keluarga yang tidak harmonis di lingkungan miskin dan keras. Green muda mengaku tidak punya panutan yang akhirnya menjermusukan pada pergaulan anak muda di komunitasnya. Dari sinilah Green mulai terlibat kejahatan dan mendapatkan masalah.
 
"Kejahatan di mana-mana," kata Green, seperti dikutip Dream dari thedaonline.com, Minggu, 29 Maret 2015.
 
Suatu hari, Green mendapat nasihat dari sang nenek yang kelak berdampak besar bagi sisa hidupnya. Sang nenek menyarankan Green untuk masuk kuliah dan bermain bisbol di Universitas Auburn.
 
Pada awalnya Green mengalami kesulitan mengubah gaya hidupnya di New York. Tapi kehadiran nenek telah mempengaruhi Green untuk bersikap dewasa.
 
Perlahan-lahan, Green mulai tumbuh sebagai pribadi yang baik dan menyesuaikan dirinya di kehidupan kampus. Green juga mulai bekerja sebagai karyawan magang di beberapa perusahaan rekaman selama musim panas.
 
Dari sinilah Green mulai tertarik terjun ke bisnis musik. Perubahan ini dilakukan setelah peluangnya bermain bisbol profesional kandas akibat cedera.
 
Setelah mendapat pekerjaan di studio Roc-a-Fella Records, perusahaan rekamanan milik penyanyi terkenal Jay-Z, Green meniti karier untuk menjadi seorang manager tur. Sejumlah penyanyi ternama berhasil digaetnya termasuk Kanye West dan Cam'ron.
 
Kehidupan baru ini membuat Green mulai menjalani gaya hidup mewah. Namun hal ini juga yang membawanya kembali pada kebiasaan lama. 
 
"Pada dasarnya gaya hidup mewah itu membawa saya kembali ke hal-hal yang sebetulnya ingin saya tinggalkan, " kata Green yang mengaku sering berbuat zina, mengonsumsi narkoba dan alkohol.
 
"Sekarang saya sudah meninggalkan itu semua. Karakter saya menjadi sangat jelek," katanya.
 
Green mulai mempertanyakan gaya hidupnya dengan mempelajari berbagai agama. Green mengingat pertama kalinya bertemu dengan Islam saat menjadi manager tur rapper Muslim Afrika-Amerika, Akon, di Dubai.
 
Meskipun tertarik dengan agama ini, Green mengaku mengalami beberapa kali kegagalan dalam menyesuaikan diri ke dalam ajaran Islam. Tapi, lagi-lagi, neneknya selalu mendorong dia untuk mempelajari Islam lebih dalam.
 
"Saya merasa bahwa saya harus bertanggung jawab atas banyak penderitaan yang dialami nenek karena gaya hidup saya yang tidak bermoral," katanya.
 
"Dan ketika dia meninggal, saya benar-benar merasa sendiri dan hal itu membuat saya mulai berubah," kata Green.
 
Green pun meninggalkan gaya hidup mewah dan menerima sepenuhnya ajaran Islam.
 
"Saya menerima Islam secara membabi buta; tak seorang pun yang membantu atau membimbing saya," kata Green.
 
"Saya hanya ingin merangkul sesuatu yang berbeda, dan saya membuat komitmen kepada Allah serta nenek saya. Meski nenek tidak bisa melihat perubahan hidup yang saya buat."
 
Green membuat komitmen untuk mengubah hidupnya dan mengarahkan seluruh energinya untuk upaya kemanusiaan. (rep05)