Riau Raya

Hanya 49 Siswa SMA di Riau tak Lulus UN

PEKANBARU-Hasil Ujian Nasional (UN) untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat diumumkan hari ini, Jumat (24/5). Dari 69.933 siswa peserta Ujian Nasional SMA sederajat tahun 2013 di Riau, 0,07 atau 49 orang diantaranya dinyatakan tidak lulus.

"Persentase kelulusan siswa UN SMA sederajat pada tahun 2013 ini sebesar 99,93 persen, jadi siswa yang tidak lulus 0,07 persen," kata Kepala Dinas Pendidikan Riau, HM Wardan, dalam jumpa pers usai penyampaikan hasil UN SMA/SMK/MAN kepada pada Kepala Dinas Pendidikan kabupaten/kota se-Riau di aula Kantor Disdik Riau, Pekanbaru, Kamis (23/5).

Ada pun tingkat kelulusan untuk SMA/MA dari IPA sebesar 99,95 persen, sedang IPS sebesar 99,28 persen. Lalu, kelulusan SMK sebesar 99.95 persen. "Hasil UN SMA sederajat ini akan diumumkan besok (hari ini, red). Mekanismenya diserahkan pada sekolah masing-masing. Boleh melalui sistem online, cetak, maupun ditempel di sekolah masing-masing," kata Wardan.

Berdasarkan nilai rata-rata, lanjut Wardan, Kota Pekanbaru menempati peringkat teratas untuk SMA/MA IPA dengan nilai rata-rata 7,88, disusul Siak (7,41), Dumai (7,37), Kampar (7,32) dan Rokan Hilir (7,25). Pekanbaru juga masih pemuncak untuk SMA/MA IPS dengan nilai rata-rata 7,33, disusul Siak (7,00), Kampar (6,96), Rokan Hilir (6,93) dan Indragiri Hilir (6,89). "Lima besar untuk SMK diraih oleh Indragiri Hilir, Rokan Hilir, Rokan Hulu, Siak dan Pekanbaru," ucap Wardan.

Wardan menambahkan ada beberapa sekolah yang hasil UN-nya belum bida diumumkan hari ini. Misalnya, SMA Luar Biasa, Sekolah Menengah Kehutanan Program 4 Tahun, SMAN 1 Tualang Siak, dan program Paket C. "Ini karena ada keterlambatan dari pusat," ucapnya.

Wardan meminta Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se-Riau mengawasi pengumuman hasil UN SMA sederajat ini. Tujuannya agar siswa tidak berprilaku buruk yang merugikan diri sendiri atau masyarakat. "Dilarang coret-coret pakaian, apalagi konvoi di jalan hingga balapan liar karena menggangu ketertiban masyarakat," tegas Wardan.

Dari pada dicoret-coret, Wardan meminta semua sekolah mengumpulkan pakaian siswa yang lulus UN lalu diserahkan pada orang yang membutuhkan. "Akan lebih bermanfaat bila disumbangkan pada orang yang membutuhkan."

Walau demikian, Wardan tidak bisa menyebutkan sanksi buat siswa yang melanggar.  "Meski sudah lulus UN, perjuangan mereka kan belum selesai. Mereka harus melanjutkan ke perguruan tinggi, sementara mereka yang tamat SMK harus bersaing mendapatkan pekerjaan," kilahnya, seperti dilansir metroriau.

Sementara itu, Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Indonesia menyatakan tingkat kelulusan hasil UN SMA/SMK/MA se-Indonesia mencapai 99,48 persen. "Tahun ini peserta UN SMA sebanyak 1.581.286 siswa. Dan 1.573.036 siswa atau 99,48 persen dinyatakan lulus dan 8.250 atau 0,52 persen siswa tidak lulus," ujar Mendikbud, M Nuh, dalam jumpa pers di Kemendikbud, Jl Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (23/5).

Nuh mengatakan, untuk siswa SMK tingkat kelulusan sebanyak 99,95 persen. Menurutnya hanya 0,5 persen siswa SMK seluruh Indonesia yang dinyatakan tidak lulus. "Hasil tersebut mengalami kenaikan dari hasil UN tahun lalu sebesar 0,02 persen," ujarnya.

Nuh mengatakan, kebanyakan para siswa yang tidak lulus karena nilai rata-rata ujianya tidak mencapai 5,5. Dan ketidak lulusan juga dikarenakan faktor ada mata pelajaran yang kurang dari 4. "Paling banyak itu karena rata-ratanya kurang dari 5,5," imbuhnya.

Sementara itu, SMAN 4 Pekanbaru akan mengumumkan hasil UN melalui tiga cara, yakni secara online, dikirim ke tiap siswa, dan ditempel di sekolah. "Tahun ini, kita pengumuman kelulusan secara manual yakni ditempel dan dikirim ke siswa, dan melalui website. Kita menggunakan website untuk mempermudah siswa di luar kota," kata Kepala SMA 4 Pekanbaru, Nurhafni MPd, Kamis (23/5).

Pengumuman melalui website, lanjutnya, dapat dilihat dengan mengakses situs SMAN 4 Pekanbaru yakni www.sma4pku.sch.co.id. "Dengan dilihat di website ada tertulis nama mereka, akan menjadi kepuasan tersendiri," imbuhnya.

Terkait coret-coret seragam, Afni mengaku sudah melarang anak didiknya. Demikian juga dengan konvoi saat berkendaraan. "Kita menyediakan kain putih panjang, kalau memang mereka ingin mengungkapkan rasa kegembiraan, bisa diungkapkan dikain putih tersebut," sebutnya. (rep05)