Sosialita

Jangan Sepelekan Kesemutan, Bisa Jadi Tanda Stroke

Hampir semua orang pernah merasakan kebal atau kesemutan di bagian tubuh tertentu. Paresthesia atau kesemutan adalah sensasi panas atau dingin yang terjadi di permukaan tubuh tertentu. Kesemutan pada umumnya ditemukan pada orang-orang berusia 40-60 tahun.
 
Kesemutan dapat terjadi ketika ada tekanan yang tidak biasa (tekanan sangat lama) pada saraf tangan atau kaki dan bagian tubuh lainnya. Akibat penekanan ini, aliran darah ke saraf pusat terhalang sehingga menimbulkan ketidaknyamanan.
 
Jangan pernah menganggap remeh kesemutan, karena bisa menimbulkan kerusakan saraf permanen dan penyakit-penyakit kronis lainnya. Menurut Konsultan Hand Surgeon dari Singapore General Hospital Dr Andrew Yam, ada beberapa penyakit kronis yang gejalanya diawali dari kesemutan.
 
Penyakit-penyakit tersebut diantaranya diabetes melitus, peradangan atau masalah di sumsum tulang belakang, stroke, tumor otak, dan neuritis (peradangan secara langsung memengaruhi saraf). "Kesemutan bisa jadi penyebab terjadi di antaranya diabetes, gagal ginjal, hipotiroidisme, dan radang sendi atau rematik,” kata Yam. 
 
Pada pasien diabetes, kesemutan merupakan gejala kerusakan pada pembuluh darah. Akibatnya, darah yang mengalir di ujung-ujung saraf berkurang. Kondisi ini dapat diatasi dengan mengendalikan kadar gula darah secara ketat, juga mengonsumsi obat seperti gabapentin, vitamin B1 dan B12. 
 
Paresthesia dapat juga tanda adanya stroke ringan. Biasanya disebabkan sumbatan pada pembuluh darah di otak, gejala ini berlangsung beberapa menit atau kurang dari 24 jam. Kondisi seperti ini harus ditangani supaya tidak berkembang menjadi stroke berat.
 
Sebaiknya segera konsultasikan ke dokter jika kesemutan tak hilang dalam jangka waktu lama, merambat ke bagian yang lebih luas, dan berubah menjadi rasa kebal. Jangan menunggu sampai hal buruk terjadi, tidak ada salahnya memeriksa sejak dini, kata Yam.(rep03)