Riau Raya

Wow, Pekanbaru Menampung 900 Pengungsi Imigran

Ilustrasi
Pekanbaru - Kota Pekanbaru, Riau, hingga kini sudah menampung sekitar 900 orang pengungsi yang berasal dari negara-negara peminta suaka politik.
 
"Jumlah ini masih bisa ditata dibandingkan pengungsi di negara lainnya," kata Kepala Perwakilan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Tomas Vargas di Pekanbaru, Rabu (11/2).
 
Menurut dia, jumlah imigran yang menjadi pengungsi di beberapa wilayah Indonesia belakangan ini meningkat akibat konflik yang semakin parah di berbagai belahan dunia.
Termasuk Suriah yang belakangan ini sudah menyebabkan enam juta jiwa keluar dari negara itu untuk mengungsi.
Walau jumlah imigran yang datang ke Pekanbaru tidak seberapa dibandingkan daerah yang lain, dia berharap tradisi ini terus bisa di pertahankan wilayah itu. "Kita berharap Pekanbaru bisa tetap menampung mereka," katanya.
 
Karena ini sudah menjadi masalah internasional, bukan saja Pekanbaru dan Indonesia, negara lain seperti Malaysia, Thailand, Banglades juga kedatangan imigran. Sehingga pihaknya yang bertugas sebagai lembaga yang bertanggung jawab tetap berupaya membangun komunikasi baik dengan daerah-daerah penampungan pengungsi.
 
Untuk itu dia mengapresiasi dan mengharapkan pengertian para pejabat pemerintah di daerah untuk misi kemanusiaan ini.
 
Sebelumnya diberitakan, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Pekanbaru, Amran Haris mengatakan pihaknya kewalahan dengan ramainya imigran yang mencari suaka ke Pekanbaru. Karena kondisi penampungan Rumah Detensi Imigran (Rudenim) Pekanbaru hanya mampu menampung 300 an pengungsi.
 
Sehingga sebelum di tempatkan pada tempat yang di sediakan UNHCR, para imigran terpaksa diinapkan di kawasan perkantoran Imigrasi Kelas I Pekanbaru.
 
"Sebahagian sudah diinapkan ke Wisma dan hotel," katanya.
 
Berdasarkan pengamatan Antara, sepanjang hari Kantor Imigrasi Kelas I Pekanbaru tidak pernah sepi dari pengungsi imigran. Mereka beraktifitas makan dan tidur di halaman, emperan kantor dengan alas seadanya dan beratapkan langit.
 
Tak jarang tumpukan barang-barang, jemuran kain milik pendatang ini bergelantungan di pagar kantor, menambah kumuhnya kantor yang terletak di persimpangan empat yang ramai lalu lintas itu. (rep01/rol)