Kasus Meningkat Dua Kali Lipat

Kota Pekanbaru akan Segera Berlakukan Status KLB DBD

Pekanbaru-Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, menyatakan wilayah itu segera ditetapkan dalam kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) karena sudah memenuhi indikator salah satunya, terjadi peningkatan kasus dua kali lipat saat ini.
 
"Kita tinggal menunggu penandatanganan Surat Keputusan (SK) Walikota tentang penetapan  KLB Pekanbaru," kata Kepala Diskes Pekanbaru, Helda S Munir di Pekanbaru, Selasa.
 
Dia mengatakan,  jika dibandingkan  jumlah penderita penyakit yang mematikan ini dibulan Januari dan Februari  tahun lalu hanya 60 kasus. Saat ini  meningkat tajam menjadi dua kali lipat yakni 160.  
"Peningkatan yang signifikan ini sudah memenuhi syarat," kata dia.
 
Selain itu indikator lainnya yang juga jadi syarat KLB adalah ada yang meninggal dunia. Penyakit ini  juga telah menyebabkan keresahan bagi masyarakat.
"Tiga indikator sudah terpenuhi," katanya.
 
Pihaknya sudah melakukan telaah dan kajian terhadap  kasus DBD di Pekanbaru, merapatkannya dan mengajukan laporan ke Walikota, untuk di tetapkan sebagai KLB. Apalagi wilayah  ini memang endemik DBD, dan siklus lima tahunan yang sudah menjadi langganan kota itu.
 
"Lima tahun lalu yakni 2010 Pekanbaru juga KLB," katanya. 
  Dia menjelaskan, terjadinya kondisi ini karena cuaca yang ekstrim dan mengalami pancaroba di Pekanbaru. Karena panas yang panjang, di selingi hujan membuat telur nyamuk "Aides Agepty" yang bersarang di wadah saat digenangi air menetas menjadi larva.
 
Jika larva ini tidak di buang dengan menuang tampungan air maka  sangat rawan menetas dan rentan untuk berjangkitnya penyakit DBD. Karena itu, pemutusan mata rantai dengan program Menguras, Mengumpul dan Menutup (3M)  plus adalah cara yang ampuh.
 
Hal ini perlu dilakukan secara serempak di semua wilayah, bukan saja oleh pemerintah, tetapi peran serta masyarakat dengan membersihkan lingkungannya sendiri.
 
Pihaknya sudah berupaya selama ini untuk menekan perkembang biakan DBD di wilayah itu, dengan berbagai program, promotif dan prefentif.
 
"Kita mengajak peran serta semua unsur masyarakat, organisasi, keagamaan, FKUB, untuk mengajak masyarakat kembali menggalakkan 3 M plus," katanya.
 
Disamping  melalui kader juru pemantau jentik (jumantik) di 58 Kelurahan telah melakukan aksi pembersihan dan gotong royong untuk pemutusan mata rantai pengembangan nyamuk. Ada juga melakukan pemberian bubuk abate kepada warga untuk di masukkan ke dalam tampungan air bersih.
 
Tetapi karena kondisi cuaca yang memang tidak bersahabat tetap saja  membuat kasus DBD masih meningkat tajam hingga memakan korban tiga orang meninggal dunia. (rep05)