Riau Raya

Tak Memuaskan Dewan, Perusahaan Asing Mitra PT SPR Dipanggil Dewan

Pekanbaru-Komisi C DPRD Riau yang membawahi Bidang Keuangan berencana akan memanggil perusahaan asing asal Singapura, "Kings Wood", yang merupakan mitra Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Sarana Pembangunan Riau (SPR) terkait pengelolaan ladang minyak Blok Langgak.
 
"Untuk lebih jelasnya akan kita panggil Kings Wood terkait sistem kerja sama pengelolaan Blok Langgak dengan PT SPR. Kita ingin tahu langsung berapa pembagian saham antara keduanya," kata Ketua Komisi C DPRD Riau, Aherson di Pekanbaru, kemarin.
 
Hal tersebut juga dilakukan untuk mengklarifikasi informasi yang beredar bahwa perusahaan daerah itu menjadikan Kings Wood sebagai subkontraktor.
 
Anggota Komisi C lainnya, Ilyas HU mempertanyakan apakah kerja sama yang dilakukan BUMD memiliki payung terlebih dahulu karena modalnya berasal dari anggaran daerah. Selain itu, perlu juga diminta penjelasan apakah kerja sama ini diketahui oleh Pemerintah Provinsi Riau sebagai pemegang saham.    
 
Dirut PT SPR Rahman Akil menanggapi hal tersebut mengatakan bahwa kerja sama dengan Kings Wood telah dilakukan sebelum tender pengelolaan Blok Langgak pada tahun 2010. Hal tersebut, katanya, dilakukan karena kondisi keuangan yang tidak mencukupi saat itu.
 
"Kebetulan kami bertemu mereka (Kings Wood). Setelah dapat Blok Langgak, studi bersama juga dibiayainya dan itu dilakukan atas persetujuan pemerintah," katanya.
 
Dia mengatakan bahwa PT SPR pada awalnya bergerak pada sektor perdagangan umum. Kemudian setelah tahun 2008 diizinkan oleh Pemprov Riau bergerak di bidang pertambangan dan perminyakan sampai akhirnya mendapatkan kontrak Blok Langgak tahun 2010.
 
Terkait modal, dia mengatakan Pemprov Riau sebagai pemegang saham menetapkan modal dasar sebesar Rp60 miliar, namun yang disetor baru Rp49 miliar. Dengan kondisi seperti itu, sampai sekarang PT SPR telah memberikan deviden sebanyak Rp10 miliar.
 
"Produksi minyak 550-650 barel per hari dan sudah mencapai 781 ribu barrel selama empat tahun," ujarnya. (rep05)