Riau Raya

Kisah Baku Tembak Polisi vs Penjahat di Riau bak Film Action

Bunyi tembakan menyalak beberapa kali dari sekitar toko baju di simpang jalan antara Jalan Kulim dan Jalan Kuras di Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru, Minggu (9/11). Mirip film action, penggerebekan perampok emas itu berujung perkelahian dan baku tembak di sebuah toko.

Dalam penggerebakan yang dipimpin Kanit Reskrim Polsek Senapelan Iptu Syahrizal tersebut, lima perampok yang menggunakan senjata api laras panjang melawan dan membalas tembakan polisi. Hingga akhirnya dua penjahat ditangkap dan lainnya kabur.

Namun demikian, upaya penggerebekan itu harus dibayar mahal, seorang anggota Polsek Senapelan Bripka Harianto Bahari yang ikut dalam penggerebekan tewas setelah dada kirinya tertembus peluru penjahat. Nyawa Bripka Harianto tak tertolong meski cepat di bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau, Jalan Kartini, Peka.

Atas insiden berdarah itu, Kapolda Riau Brigjen Pol Dolly Bambang Hermawan memberikan penghargaan dengan kenaikan pangkat luar biasa hingga Aryanto dikebumikan dengan pangkat Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda).

Penggerebekan yang berujung tewasnya seorang anggota polisi itu berawal dari laporan kasus perampokan toko emas di Jalan Jenderal Sudirman pada April 2014. Aksi perampokan itu sebelumnya terekam oleh kamera pemantau (CCTV) yang terpasang di toko tersebut yang kemudian dijadikan sebagai alat bukti utama.

"Ada empat unit alat perekam kamera pemantau terkait peristiwa perampokan tiga kilogram emas dan uang Rp 500 juta dari toko yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman itu. Kami juga telah mengamankan beberapa alat bukti lainnya," kata Kepala Polresta Pekanbaru, Kompol Arief Fajar Satria kepada pers di Pekanbaru lewat sambungan telepon.

Setelah semua bukti terpenuhi, enam polisi termasuk Bripka Harianto Bahri lalu memburu komplotan perampok itu. Setelah terendus, mereka lalu menguntit dan menggerebek para pelaku. Penguntitan terhadap EP dan kelompoknya yang mengendarai mobil Toyota Avanza hitam tanpa plat nomor sudah dilakukan sejak pukul 16.00 WIB. Dikabarkan EP dalam perjalanan dari Jambi.

Mobil pelaku kemudian berhenti di toko pakaian Bomink di Jalan Kulim, Kecamatan Senapelan Pekanbaru. Para pelaku berencana hendak membeli baju. Melihat pelaku masuk ke dalam toko, Bripka Bahari bersama rekan-rekannya yang lain melakukan penyergapan.

Saksi mata di lokasi mengatakan, sempat terjadi perkelahian antara polisi dengan kawanan perampokan tersebut dan sama-sama mengeluarkan letusan senjata api. Namun, peluru mengenai dada kiri Bahari dalam baku tembak tersebut. "Ada beberapa tembakan terdengar. Lalu kami melihat seseorang roboh terkena tembakan," ujar seorang warga,

Setelah tertembak, Bahari sempat keluar minta tolong pada masyarakat sekitar. "Ada orang yang tertembak lalu keluar dari toko itu, dan bilang dia polisi. Masyarakat lalu mencoba menyelamatkannya," kata Riko warga setempat.

Dalam kondisi mendesak, Bahari dilarikan ke rumah sakit terdekat, yakni Rumah Sakit Tentara. Namun karena kondisinya tak memungkinkan, kemudian petugas membawanya ke RS Bhayangkara di Jalan Kartini Pekanbaru. Nyawa Bahari tidak dapat diselamatkan, setibanya di sana ia mengembuskan napas terakhir.

Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Robert Haryanto Watratan mengatakan, saat kejadian, Bahari bersama anggota Reskrim Polsek Senapelan dalam pengejaran terhadap kelompok EP. "Para pelaku ini DPO. Komplotan yang sedang dikejar itu kebetulan sedang mau beli baju di daerah senapelan," ujar Robert.

Di toko pakaian ini, penyergapan dilakukan sekitar pukul 16.00 WIB. Diduga pelaku memiliki senjata api jenis Rugermini yang telah dimodifikasi. Sekitar pukul 16.00 WIB, dilakukan penggerebekan di TKP.

Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, berkoordinasi dengan Polresta Jambi langsung memburu EP, pelaku perampokan penembak mati Bripka Harianto Bahari yang hendak meringkusnya pada Minggu (9/11). EP juga diidentifikasi sebagai buronan kasus perampokan yang kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Jambi.

"Diprediksi pelaku telah lari ke luar daerah, makanya inisiasinya adalah koordinasi dengan kepolisian provinsi tetangga," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru, Kompol Hariwiawan Harun kepada Antara di Pekanbaru, Selasa (11/11).

"Sampai saat ini pengejaran terhadap pelaku masih terus dilakukan. Kami juga berkoordinasi dengan seluruh Polres yang ada di kabupaten/kota di Riau," katanya sambil mengimbuhkan pihaknya telah membentuk tim khusus untuk mengejar pelaku, bahkan melibatkan anggota Brimob Polda Riau.

Kapolda Riau Brigjen Pol Dolly Bambang Hermawan sebelumnya telah memerintahkan seluruh jajaran untuk bertindak tegas dan keras terhadap pelaku perampokan yang berani melukai anggota hingga meninggal dunia.

"Secepatnya pelaku harus ditangkap dan ditindak secara tegas dan keras. Karena perbuatannya telah sangat berani, menghilangkan nyawa anggota polisi," katanya, seperti yang dikutip dari Merdeka.com. (rep01)