Sosialita

Andromax Akan Garap Ponsel Lollipop

Jakarta - Di sela-sela perhelatan produsen ponsel untuk mengumumkan kesiapan untuk pembaruan sistem operasi Android 5.0 atau Lollipop ke seri flagship mereka, Smartfren memilih untuk menunggu. Dipastikan takkan ada Andromax dengan "Material Design", seperti yang diusung Android Lollipop, di 2014 ini.

Hal tersebut diutarakan Sukoco Purwokarjono, Division Head Product Development Smartfren Telecom di Jakarta, Senin (27/10). Saat ini produk-produk yang mereka rilis dengan rentang harga Rp 1 jutaan sudah memiliki versi Kitkat 4.4.
     
"Menurut kami kesiapan untuk merilis ponsel dengan sistem operasi Android Lollipop juga terkait dengan kesiapan dari produsen chipset seperti Qualcomm yang menjadi mitra kami. Kemungkinan ketersediaannya juga akan terjadi paling cepat awal tahun depan," ujar Sukoco.

Meski memastikan komitmen Smartfren untuk merilis Andromax dalam versi Lollipop, Sukoco tak memastikan tenggat waktunya. Dia hanya memberi perkiraan pada kuartal pertama tahun 2015.

Di sisi lain, LG Indonesia telah menyebut LG G3 yang beredar di dalam negeri masuk dalam daftar ponsel yang akan menerima Android Lollipop. Diutarakan Adinda Nesvia, Kepala Pemasaran Produk LG Mobile Communications Indonesia, saat ini mereka tengah mempersiapkan layanan untuk pembaharuan sistem operasi Android. Soal waktunya, masih belum jeals.

Smartfren menutup 2014 dengan merilis Andromax G2 edisi terbatas, setelah sebulan sebelumnya juga merilis seri yang lain. Sesudahnya, mereka memilih untuk berdiam diri dan menunggu Januari 2015 untuk kembali meluncurkan produk baru.

"Tekad kami adalah meluncurkan produk baru setiap 2-3 bulan sekali," kata Djoko Tata Ibrahim, Deputy CEO Smartfren Telecom.

G2 Edisi Terbatas sedikit keluar dari pakem enam varian seri G sebelumnya karena memiliki layar 5 inchi berteknologi Inter Plane Switching (IPS). Memanfaatkan prosesor empat inti dari Qualcomm berkecepatan 1,2 gigahertz, ponsel ini dijual dengan harga lebih mahal dari seri G yakni Rp 1.099.000.
     
Tapi, karena "edisi terbatas" Djoko mengungkapkan bahwa ponsel tersebut hanya diproduksi sebanyak 100.000 unit. Itu pun kini sudah tersebar ke 90 klaster distributor, sehingga kemungkinan besar konsumen harus berjuang untuk mencari ponsel ini.

Menurut Djoko, hal ini justru disengaja oleh mereka untuk membuat pasar tidak jenuh. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, kelangkaan stok ponsel Andromax justru membuat harga jual kembali ponsel ini sedikit terkatrol. (rep01/kc)