Pemadaman Listrik di Inhu Hingga Lebaran

Selasa, 13 Mei 2014

Pemadaman listrik bergilir di wilayah PLN Area Rengat yang meliputi Indragiri Hulu dan sebagian Kabupaten Indragiri Hilir diperkirakan akan tetap terjadi hingga puasa dan lebaran, mengingat hingga Senin (12/5), perusahaan itu masih mengalami defisit daya hingga 6,4 Mega Watt akibat rusaknya sejumlah mesin.

"Bahkan di prediksi selama bulan suci Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri, pemadaman listrik tetap akan terjadi," kata Asisten Manajer Pembangkit PLN Area Rengat, Arif Supriadi mengungkapkan.

Ia mengatakan, saat ini kebutuhan daya untuk seluruh pelanggan PLN Area Rengat sudah mencapai 36 MW. Kebutuhan daya tersebut di hasilkan dari tiga pembangkit yakni Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Tanah Merah 20 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Kota Lama 9,6 MW dan PLTD Pangkalan Kasai 4 MW. Sehingga daya yang mampu dihasilkan dari tiga pembangkit tersebut hanya 33,4 MW.

“Dengan kondisi itu saja, PLN Area Rengat sudah mengalami defisit daya 2,4 MW. Itu pun dengan catatan, seluruh mesin pada tiga pembangkit tersebut dapat beroperasi dengan normal tanpa ada kerusakan,” ujarnya.

Sedangkan kondisi saat ini, satu unit mesin pada PLTMG Tanah Merah mengalami kerusakan pada Vacum Circuit Breaket (VCB) sehingga PLN Area Rengat kembali kehilangan daya 3 MW dan satu unit mesin sewa dari PT Tiga Bintang di PLTD Kota Lama juga mengalami gangguan sehingga PLN Area Rengat kehilangan daya 1 MW. Sehingga total defisit daya pada PLN Area Rengat saat ini mencapai 6,4 MW.

“Sebenarnya pada Jumat (9/5) pekan kemarin, tujuh unit mesin pada PLTMG Tanah Merah sudah beroperasi seluruhnya. Namun pada Sabtu (10/5) siang, terjadi gangguan pada VCB hingga mengakibatkan satu unit mengalami gangguan dan tidak dapat beroperasi. Gangguan tersebut awalnya akibat petir pada jaringan yang ada di Japura, sehingga berpengaruh pada VCB di PLTMG Tanah Merah. Dan pihak PLTMG kebetulan tidak memiliki stok alat tersebut,” ujarnya.

Dengan kondisi seperti itu, PLN Area Rengat terpaksa melakukan pemadaman listrik bergilir terhadap pelanggan, termasuk untuk sejumlah pabrik ataupun perusahaan. Bahkan untuk pelanggan industri tersebut, pemadaman listrik dilakukan sejak pukul 17.00 Wib. “Kalau durasi pemadaman, masing-masing rayon yang mengatur, karena mereka yang paling mengetahui kondisinya,” ujar Arif.

Untuk mengatasi defisit daya yang berdampak pada pemadaman listrik bergilir tersebut, Arif menjelaskan, PLN Area Rengat akan menambah tiga unit mesin sewa dengan kapasitas 3 MW dari PT Tiga Bintang. Saat ini tiga unit mesin dalam proses pengiriman dan diperkirakan paling lambat dalam waktu 2 bulan kedepan, mesin sewa tersebut sudah dapat beroperasi.

Kemudian, PLN juga akan menambah kontrak mesin dengan kapasitas 10 MW pada PLTMG Tanah Merah, Kecamatan Pasir Penyu. Saat ini prosesnya tinggal menunggu izin penetapan pemenang lelang dari PLN pusat di Jakarta. Diperkirakan, penambahan kontrak mesin 10 MW ini dapat terealisasi paling lambat pada bulan Oktober 2014 mendatang.

Terkait pemadaman listrik pada bulan suci Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri, Arif belum bisa memastikan apakah defisit daya tidak terjadi pada moment penting umat Islam tersebut. “Kami akan berupaya semaksimal mungkin agar penambahan mesin sewa 3 MW dapat segera terealisasi dan tidak ada mesin rusak pada tiga pembangkit,” ucapnya.

Arif juga mengimbau kepada seluruh pelanggan PLN Area Rengat untuk dapat memadamkan 3 titik lampu di rumah yang biasa menyala, terutama saat beban puncak. Dengan cara seperti itu, durasi pemadaman listrik dapat di minimalisir.

PLN Area Rengat mengakui dapat membayarkan kompensasi terhadap pelanggan yang merasa dirugikan akibat pemadaman listrik bergilir tersebut. Hanya saja, kompensasi diberikan apabila pemadaman listrik sudah melebihi Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) yang dideklarasikan tiap rayon.

“Tiap rayon, TMP nya berbeda-beda dan berubah tiap triwulan. Pelanggan dapat melihat TMP pada masing-masing rayon dan itu sudah di publikasikan secara terbuka,” jelas Asisten Manajer Pemangkit PLN Area Rengat, Arif Supriadi.

Dijelaskan Arif, kompensasi atas pemadaman listrik dihitung dari biaya beban yang dibayarkan tiap bulan oleh masing-masing pelanggan dibagi dengan selisih pemadaman dari TMP yang dideklarasikan oleh tiap rayon.

“Kira-kira untuk pelanggan dengan daya 1.300 KWh kompensasi yang dapat diberikan sekitar Rp 55 per jam. Jumlah tersebut dikali dengan total selisih pemadaman per bulan. Sehingga jumlahnya tidak terlalu besar dan tidak signifikan bagi pelanggan,” ujarnya. (MC Riau