Penyair Fakhrunnas akan Baca Puisi di Kuala Lumpur

Kamis, 20 Maret 2014

Pekanbaru-Sastrawan Indonesia asal Riau, Fakhrunnas MA Jabbar bersama belasan penyair sejumlah negara dunia ikut dalam acara Baca Puisi Dunia 2014, 21-23 Maret 2014 di Kuala Lumpur, Malaysia. Dari Indonesia selain Fakhrunnas juga terdapat penyair Acep Zamzam Noor, Soni Farid Maulana, Syarifuddin rifin, Sastri Bakry dan Rara Gendis Danerek. Penyair lain di antaranya Jean Savery (Prancis), Anna Pogadaeva (Rusia), Nik Mohd Rakib (Thaiand), Haji Jawawi dan Firdaus Noordin (Brunei Darussalam).
 
Sementara para penyair Malaysia (Che’ Husna Azhari, Yatim Ahmad, Rosani Hipli, Hasyuda Abadi dan Poul Nanggang). Acara ini ditaja oleh Nusantara Melayu Raya (NUMERA), sebuah organisasi kebudayaan yang berupaya merekat hubungan negara-negara serumpun. 
 
Presiden NUMERA Malaysia, SN. Dato’ Dr. Ahmad Khamal Abdullah (Kemala) melalui maklumatnya menyatakan kegiatan Baca Puisi Dunia ini dilaksanakan baru pertama kali sejak organisasi yang dipimpinnya didirikan. Kegiatan bersempena dengan Anugerah Puisi NUMERA 2013 sekaligus penyerahan hadiah kepada pemenang. Para pemenang anugerah tersebut adalah Syarifuddin Arifin (Indonesia), Basri Abdillah, Rosmiaty Sha’ary dan Muhammad Rois Rinaldi (Malaysia). Di samping itu, penyair Hudan Hidayat memberikan syrahan khas mengenai dunia keenyairan Indonesia.
 
Menurut Datuk Kemala, rangkaian acara sastra ini dibagi dua yakni Baca Puisi Dunia selama dua hari yang dipusatkan di Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP) dan Sanggar Tun Sri Lanang serta acara Anugerah Pemenang Numera. Para peserta juga diajak berjalan-jalan naik Cruise Putrajaya. “Para penyair selain membacakan puisi-puisinya juga diberi kesempatan menyampaikan esai dengan tajuk Perkenalan dengan Puisi,” kata Datuk Kemala.
 
Penyair Fakhrunnas MA Jabbar menyatakan kegembiraannya dapat mengkuti acara Baca Puisi Dunia itu untuk nenambah pengalaman dan wawasan yang berkiatan dengan perkembangan sastra mancanegara. Dalam acara itu, Fakhrunnas sudah mempersiapkan puisi yang menyuarakan nasib Melayu di Riau yang masing-masing berjudul Junjungan Menara, Karena Kalian Gunung Kami Pun Berbah Jadi Angin dan Ah, Sudahlah, Pesta Ini Dah Usai.
 
Fakhrunnas merupakan salah seorang sastrawan Riau yang dilahirkan 18 Januari 1959 dan telah menerbitkan belasan buku meliputi dua biografi, tiga kumpulan cerpen, empat kumpulan puisi dan empat buku cerita anak. Cerpennya Rumah Besar Tanpa Jendela sempat diangkat ke sinetron tahun 2003 oleh rumah produksi Chairul Umam ditayangkan di stasiun La Tivi yang dibintangi oleh Ikang Fawzy dan Anneka Putri. Cerpennya yang lain, Sebatang Ceri di Serambi diterjemahkan ke bahasa Prancis dan dimuat di Majalah Le Banian Edisi Juni 2013 yang terbit di Paris. Buku cerpennya Ongkak kini sedang diterjemahkan pula ke bahasa Prancis dan direncana tahun depan Fakhrunnas diundang oleh sebuah universitas di Paris untuk berceramah dan baca karya sastra.
 
Sebelumnya, Fakhrunnas sering diundang baca puisi dan menyampaikan makalah sastra-budaya di sejumlah Negara seperti Indonesia, Singapura, Brunei Darussalam dan Korea Selatan. Sastrawan produktif ini pernah tiga kali meraih Anugerah Sagang yang bergengsi untuk katagori Seniman-Budayawan Pilihan (2008), Kategori Buku Pilihan untuk buku biografi Bukan Pencuri Anak Perawan (1999) dan buku cerpen Sebatang Ceri di Serambi (2006).  (rep05)