Asikk,,, Pilgubri Putaran II Pakai Quick Count

Jumat, 08 November 2013

 

PEKANBARU - Kekecewaan masyarakat Riau atas kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau ketika Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Provinsi Riau putaran pertama kemungkinan tak terulang lagi dalam putaran kedua. Pasalnya, KPU Riau memastikan bakal ada quick count atau perhitungan cepat. 
 
Tak tanggung-tanggung, KPU Riau bahkan memfasilitasi dua lembaga untuk mengadakan perhitungan cepat pada pemungutan suara putaran kedua yang digelar tanggal 27 November mendatang. Kedua lembaga itu adalah Asosiasi Ilmu Polisik Indonesia (AIPI) Wilayah Riau dan Indo Barometer. 
 
"Ya, untuk quick count ini sudah ada dua lembaga, yang pertama Indo Barometer yang pernah melakukan quick count di Pemilihan Bupati di Indragiri Hilir dan AIPI. Kita mendukung dan ini sekaligus menjawab keresahan masyarakat Riau karena tidak adanya quick count dan menilai pemilihan di Riau tradisional," papar Ketua KPU Riau, Tengku Edy Sabli, di Pekanbaru, Kamis (7/11/2013). 
 
Tetapi, Edy menegaskan, KPU Riau tak bertanggungjawab atas hasil perhitungan cepat yang dilaksanakan kedua lembaga itu. Menurutnya, KPU tidak menjalin kerjasama dengan kedua lembaga itu. 
 
"Mereka memang meminta izin kepada KPU. Tapi, KPU tidak punya kapasitas mengizinkan hal tersebut. Kita hanya mengatakan mendukung dan akan membantu. Dalam hal ini membantu data jumlah TPS dan DPT.  Jadi, kita tidak bertanggungjawab dengan hasilnya nanti," lanjutnya. 
 
Dengan demikian jika nantinya quick count tersebut dilakukan lembaga tersebut bisa bertanggungjawab sepenuhnya dengan hasil dari penghitungan cepat yang dilakukan dan tidak mengganggu jalanya Pilgubri putaran kedua nantinya.
 
"Pada prinsipnya kita mendukung dan memberikan data yang dibutuhkan. Tapi bukan kerjasama dengan kita dan bukan kita yang bayar dan kita harapkan lembaga ini bertanggungjawab sepenuhnya dengan hasilnya nanti," harapnya.
 
KPU Riau sendiri mengadakan perhitungan cepat saat pemungutan suara nanti. Namun, metodenya tidak mengambil sampel melainkan secara real count atau perhitungan riil. "Di samping perhitungan manual, kita juga mengadakan real count dengan cara semua ketua KPPS mengirim SMS hasil perolehan suara di TPS masing-masing," kata Edi Sabli. 
 
Menurut Edy, hitung nyata ini hanya untuk kepentingan KPU dan tidak dipublikasikan. Hasilnya akan menjadi pembanding atas hasil perhitungan manual yang dilakukan secara berjenjang. "Hasil hitung manual akan dipublikasikan dalam Pleno KPU pada 4 Desember 2013, seminggu setelah pemungutan suara," katanya. 
 
Kebijakan KPU mendukung terselenggaranya perhitungan cepat ini dinilai pengamat politik Universitas Riau, Maxasai Indra, sebagai sebuah kemajuan. Menurutnya, hasil perhitungan cepat menjadi barometer dalam perhitungan manual. "Masyarakat dapat membandingkan hasil hitung cepat dengan hitung manual di KPU. Sehingga, pemungutan suara putaran kedua ini lebih terbuka dan transparan," kata Indra. 
 
Ditambahkannya, melalui hitung cepat, masyarakat dapat langsung mengetahui hasik perolehan suara kedua pasangan calon yang maju di putaran kedua. "Dengan begitu masyarakat tidak lagi harus menunggu hasil pleno KPU untuk mengetahui siapa pemenang Pemilukada Riau putaran kedua nanti," katanya. 
 
Maxasai mengatakan, sepanjang menggunakan metode ilmiah akademik yang tepat, maka hasil hitung cepat tidak akan jauh berbeda dengan hasil hitung manual. "Untuk Indonesia, sistim quick count yang ada sudah teruji keakuratannya. Saya pribadi menilai memprediksi hasil quick count nanti tak jauh beda dengan hasil hitung manual," katanya. (rep1)