Inilah Utang Budi Keluarga Messi terhadap Barcelona

Jumat, 12 April 2013

BARCELONA—Jorge Messi, ayah pesepak bola Barcelona Lionel "Leo" Messi, mengungkapkan apa yang akan dilakukannya saat sang putra menggantungkan sepatunya. Ia juga mengeluarkan rahasia mengapa Messi memilih Barcelona. Hal itu diungkapkan Jorge saat diwawancarai media Jerman, Kicker.

"Saya dan istri sering membahasnya di kala mengobrol santai. Saya katakan kepada istri, kalau nanti Leo pensiun, itu akan menjadi akhir sebuah mimpi dan saya tak akan menonton sepak bola lagi," sambung Jorge.

"Saya menyukai segala hal tentang sepak bola dan membayangkan Leo suatu hari nanti berhenti bermain itu mengejutkan saya. Saya enggan membayangkannya," timpalnya.

Jorge berbicara mengenai karier sang putra di Barcelona. Salah satu alasan lelaki berusia 25 tahun itu memilih berkostum raksasa Catalan ialah karena klub itu bersedia membiayai terapi hormon pertumbuhan yang dibutuhkan Messi.

"Saya tak tahu, apakah Leo akan tetap memilih Barcelona jika bukan karena perawatan (medis) itu. Yang pasti, kalau dia tak membutuhkan terapi hormon tersebut, kami tak akan terdesak mencari klub yang mau membiayainya. Desakan itulah yang dulu membawa kami ke Barcelona," tutur Jorge.

"Namun, kami sudah membuat keputusan. Saya ingat ketika kami sekeluarga duduk dan memutuskan bersama untuk pindah," ujarnya.

Memang, tanpa suntikan hormon, bisa jadi Lionel Messi tidak akan menjadi bintang seperti saat ini, karena diperkirakan tingginya hanya bisa mencapai sekitar 140 sentimeter.

Messi yang lahir 24 Juni 1987 di Rosario, Argentina, memiliki masalah kekurangan hormon pertumbuhan. Sejak kecil, ia tidak tumbuh sebesar teman-teman sebayanya. Itulah sebabnya ia dijuluki "si kutu".

Namun meski tubuhnya kecil, ketrampilannya bermain bola jauh melebihi kawan-kawannya. Oleh Jorge, ayahnya, ia dimasukkan ke klub lokal, Grandoli, sejak berusia lima tahun. Pada usia tujuh tahun, ia ditarik klub lebih top Argentina, Newell's Old Boys.

Pada 1997, dalam usia 10 tahun, Messi masih terlihat seperti anak delapan tahun. Dokter klub yang memeriksanya menemukan bahwa "si kutu" kekurangan hormon pertumbuhan dan mesti mendapat suntikan hormon.

Bagi Jorge, biaya terapi hormon tersebut sangat mahal. Maka ia mencari klub yang mau membiayainya. Kebetulan ia bertemu Charles Rexach, pencari bakat Barcelona. Rexach yang sudah mendengar mengenai Messi, membawa bocah itu ke Barcelona untuk menjalani berbagai tes.

Walau awalnya diragukan karena posturnya yang kecil, namun Barcelona kemudian bersedia membayari terapi hormon saat melihat aksi Messi di lapangan.

Messi kini memiliki tinggi 169 sentimeter. Untuk ukuran orang Indonesia, Messi masih terbilang lumayan tinggi. Tapi untuk ukuran pemain bola dunia yang rata-rata 180 cm, tentu saja Messi terlihat mungil. Namun semua orang mengakui kehebatan Messi di lapangan bola. (rep03)