Potensi Perikanan Rohil Masih Primadona

Jumat, 19 Agustus 2016

ADVERTORIAL ROHIL

BAGANSIAPIAPI - Potensi perikanan yang terdapat di tujuh kabupaten/kota di wilayah pesisir Riau yang sangat kaya akan potensi kelautan dan perikanan, terutama di Kabupaten Rokan Hilir dengan luasan perairan yang besar dan berada dijalur strategis di Selat Melaka yang masih primadon bagi masyarakat maupun bagi daerah lainnya.

Dulunya kabupaten Rokan Hilir khusunya kota Bagansiapiapi dinobatkan sebagai daerah penghasil ikan nomor dua didunia. Dimasa-masa kejayaan itu para nelayan hidup sejahtera dengan hasil tangkapan yang berlimpah ruah. Selain cukup untuk kebutuhan konsumsi, hasil perikanan itu seperti ikan, kerang juga banyak dimanfaatkan untuk diolah menjadi ikan asinan.

Bahkan, kota Bagansiapiapi konon dulunya juga pernah sebagai pengekspor ubur-ubur terbesar keluar negeri untuk kebutuhan kosmetik. Seiring dengan waktu, masa-masa kegemilangan yang pernah diraih itu kini hanya tinggal kenangan diakibatkan hasil tangkapan nelayan yang setiap tahunnya terus menurun.

Walaupun kenangan itu hingga saat ini terasa kurang, namun penghasil ikan oleh para nelayana Rohil masih menjanjikan. setiap melakukan penangkapan ikan di laut Rohil. bahkan hasil ikan tersebut telah dijual di dalam daerah maupun di luar daerah.

Untuk menghasilkan tangkapan ikan oleh masyarakat di laut Rohil, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rokan Hili (Rohil) setiap tahun terus mengadakan berbagai program, diataranya memberikan bantuan peralatan penangkapan ikan kepada para nelayan, kemudian memberikan bantuan kapal spoat setiap tahunnya. bahkan juga memberikan bibit ikan bagi para nelayan yang mengembangkan perikanan di sektor air tawar.

"Jadi kalau kekayaan laut ini tidak digunakan dengan baik akan dimanfaatkan oleh orang lain padahal yang punya kita, apalagi potensi laut di Rohil memang sangat kaya belum lagi di Pulau Jemur, kalau kita tidak peduli akan menjadi bumerang bagi kita sendiri,"kata Bupati dalam suatu kesempatan belum lama ini di Bagansiapiapi.

Masih kata Bupati, potensi perikanan yang pernah dilihatnya secara langsung saat berkunjung di Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas, Rohil pada 1993-1994 dimana waktu itu beragam hasil perikanan banyak diolah masyarakat tempatan.

"Banyak hasil laut seperti kerang, ikan, termasuk ubur-ubur telah di ekspor ke Malaysia untuk kosmetik, bahkan potensi itu sekarang masih ada," kata Bupati dengan semangat.

Mengingat hasil laut tersebut Diskanlut dalam hal ini akan mensinergikan dengan masyarakat guna pengembangan perikanan termasuk melestarikan Budidaya Kerang yang menjadi makanan khas Rohil.

Untuk itu, sambung dia keberadaannya harus dipertahankan mengingat sejauh ini belum ada metode untuk pembenihan kerang tersebut.

"Dengan potensi lautan yang kaya di Rohil hendaknya diimbangi dengan budidaya, apalagi kalau hasil laut sampai dimanfaatkan dari luar, ini jelas bakal menjadi persoalan, hal ini sangat sampai terjadi." ujar Bupati.

Sejauh ini keberadaan Forum Koordinasi Tindak Pidana Perikanan telah terbentuk di Kabupaten Rohil dan Meranti, namun ia berharap agar kedepannya bisa terbentuk lagi forum yang sama di kabupaten/kota yang dikategorikan sebagai kawasan pesisir di Riau.

Sementara itu, Kepala Diskanlut Rohil M. Amin mengatakan, pihaknya terus melaksanakan kegiatan sosialisasi guna menerapkan peraturan dan undang-undang yang berlaku. perikanan di Rohil menjadi perhatian pihaknya dalam menghasilkan produk ikan sebanyak-banyaknya.

Ia menyadari bahwa saat ini masih banyak nelayan Rohil yang menggunakan alat tangkap yang dikategorikan terlarang seperti alat Sungkur dan sejenisnya.

"Untuk sementara ini kami sosialisasi menunggu koordinasi dari pihak terkait, kalau pelarangan masih dalam proses karena belum ada bantuan alat tangkap lain yang baru, sementara pelarangan alat tangkap sudah berjalan, makanya perlu dipikirkan lagi apa alat penggantinya agar bisa diterapkan sehingga penertiban yang dilakukan nantinya tidak meresahkan," ujar Amin.

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rokan Hilir sejak awal berdirinya menyadari bahwa Kabupaten Rokan Hilir merupakan daerah yang memiliki potensi untuk berkembangnya produksi, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan selain itu secara historis kabupaten ini merupakan penghasil ikan terbesar khususnya Kecamatan Bangko dan Kecamatan Kubu. Hasil ekspor komoditi ikan yang berasal dari wilayah perairan yang cukup luas, memegang peranan penting dalam meningkatkan pendapatan masyarakat.

disamping ikan di laut, lanjut Amin. Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir merencanakan dan menargetkan semua daerah yang ada di delapanbelas kecamatan mempunyai kegiatan budidaya ikan air tawar. Kegiatan budidaya ikan air tawar tersebut dapat dipadu dengan sektor pendukung lainnya seperti pertanian tanaman pangan maupun peternakan. hal ini sebagai upaya Pemkab Rohil dalam meningkatkan perekonomian masyarakat

Kemudian dengan mengembangkan rencana yang sudah diprogramkan tersebut diharapkan mampu memberikan nilai tambah baik kepada masyarakat maupun daerah.

Penegasan tersebut disampaikan oleh Bupati Rohil, dalam suatu kesempatan belum lama ini di Bagansiapiapi.

‘’Rencana kita memang seperti itu. Sekarang ini, kegiatan budidaya ikan air tawar yang dilakukan di kolam-kolam, kondisinya boleh dikatakan sudah hampir merata. Artinya, kegiatan budidaya ikan di kolam itu sudah dapat ditemukan di sejumlah kecamatan. Hanya saja, kondisinya boleh dikatakan belum begitu banyak. Kita merencanakan dan menargetkan semua daerah atau kecamatan memiliki kegiatan budidaya ikan air tawar,’’ kata Amin.

Memang, tambah Amin, kegiatan budidaya ikan di kolam tersebut boleh dikatakan sudah bermunculan.

‘’Misalkan saja, Kecamatan Bagansinembah dan Kecamatan Simpangkanan yang notabenenya adalah daerah sentra produksi pengolahan dan perkebunan kelapa sawit serta sektor peternakan, ternyata sebagian masyarakatnya sudah mulai mengembangkan kegiatan budidaya ikan melalui kolam. Termasuk daerah sentra pertanian tanaman pangan seperti Kecamatan Bangkopusako serta Kepenghuluan Seimanasib, ada yang melaksanakan kegiatan budidaya ikan. Jadi, kegiatan budidaya ikan sudah mulai bermunculan,’’ kata Amin.

Berkaitan dengan kegiatan seperti ini, lanjut Amin, secara tidak langsung bisa membuka dan menciptakan peluang dan usaha baru. Salah satu di antaranya adalah pembuatan dan pengolahan pakan ikan.

Kegiatan pembuatan dan pengolahan pakan ikan tersebut sudah dapat ditemukan di daerah Kecamatan Rimbamelintang.

‘’Intinya, dengan kegiatan budidaya ikan di kolam itu, setidaknya dapat membuka dan menciptakan peluang baru. Ini semua, jelas dapat memberikan kontribusi positif baik terhadap daerah maupun peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat,’’ kata Amin.

Berdasarkan hal tersebut maka disusunlah arah kebijakan pembangunan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rokan Hilir adalah :

a)  Meningkatkan pembangunan perikanan dalam kerangka ekspor, pengembangan industri pengolahan, dan pemanfaatan sumberdaya secara efisien dan efektif serta peningkatan pendapatan nelayan;

b) Mengembangkan kegiatan budidaya perikanan baik kolam maupun keramba yang memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan;

c) Mengembangkan usaha-usaha perikanan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein hewani untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan pembudi daya ikan;

d) Meningkatkan penganekaragaman produk dan pengolahan hasil perikanan baik melalui industri skala besar maupun skala rumah tangga.

Arah kebijakan pembangunan perikanan dan kelautan tersebut dituangkan dalam Program Pembangunan Perikanan dan Kelautan yang terdiri dari :

a) Pengembangan Sumberdaya Manusia Pelaku Perikanan & Kelautan;

b) Pengembangan Usaha Perikanan Rakyat Kabupaten Rokan Hilir;

c) Pembinaan Usaha Perikanan Rakyat Kabupaten Rokan Hilir;

d) Peningkatan Sarana dan Prasarana Perikanan dan Kelautan.

*Data Perikanan Tahun 2015

Produksi Perikanan di Kabupaten Rokan hilir sebagian besar berasal dari Perikanan laut. Pada Tahun 2015, produksi Perikanan tercatat sebanyak 33.847,46 ton, dimana sebanyak 49.141 ton atau 98,00 persen merupakan hasil perikanan laut dan perairan umum dan hanya 1.089,76 ton ( 2,00 persen ) hasil dari perikanan budidaya. Bila dibandingkan dengan total produksi ikan pada tahun sebelumnya yang berjumlah 47.551,81 ton berarti produksi perikanan mengalami penurunan sebesar 16,79 persen.

*Data Perikanan Tahun 2014 lalu

Produksi Perikanan di Kabupaten Rokan hilir sebagian besar berasal dari Perikanan laut. Pada Tahun 2014, produksi Perikanan tercatat sebanyak 33.847,46 ton, dimana sebanyak 49.141 ton atau 98,00 persen merupakan hasil perikanan laut dan perairan umum dan hanya 1.089,76 ton ( 2,00 persen ) hasil dari perikanan budidaya. Bila dibandingkan dengan total produksi ikan pada tahun sebelumnya yang berjumlah 47.551,81 ton berarti produksi perikanan mengalami penurunan sebesar 16,79 persen.

*Kemudian, Data Perikanan Tahun 2013

Produksi Perikanan di Kabupaten Rokan hilir sebagian besar berasal dari Perikanan laut. Pada Tahun 2013, produksi Perikanan tercatat sebanyak 47.511,81 ton, dimana sebanyak 46.781 ton atau 98,46 persen merupakan hasil perikanan laut dan perairan umum dan hanya 730,81 ton ( 1,54 persen ) hasil dari perikanan budidaya. Bila dibandingkan dengan total produksi ikan pada tahun sebelumnya yang berjumlah 57.850 ton berarti produksi perikanan mengalami penurunan sebesar 17,87 persen.

dilanjut, Data Perikanan Tahun 2012

Pengembangan sub sektor perikanan di Kabupaten Rokan Hilir diharapkan dapat mendukung peningkatan produksi sehingga secara tidak langsung akan menaikkan kesejateraan yang tercermin dari pendapatan rumah tangga perikanan pertahun.

Produksi ikan Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2012 adalah 57.853.52 ton yang terdiri dari 55.137 ton perikanan laut, 2.097 ton perikanan umum 596.82 ton budidaya kolam, dan 22,70 ton budidaya kerambah.

Data Produksi Ikan Tahun 2012 di Kabupaten Rokan Hilir

Produksi perikanan di Kabupaten Rokan Hilir sebagian besar berasal dari perikanan laut. Data menunjukkan bahwa dari sejumlah 57.607,60 ton produksi ikan pada tahun 2008 sebanyak 57.539 ton atau 99,88 persen merupakan hasil perikanan laut dan perairan umum dan hanya 68,6 ton (0,12 persen) hasil dari perikanan budidaya. Bila dibandingkan dengan total produksi ikan pada tahun sebelumnya yang berjumlah 56.440,40 ton berarti produksi perikanan mengalami kenaikan sebanyak 2,03 persen.(adv/hms/kary)