Dulu Ahok Jelas Hitam Atau Putih, Sekarang Terlihat Abu-abu

Rabu, 13 April 2016

Jakarta-Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tengah berada dalam pusaran permasalahan kasus reklamasi Teluk Jakarta. Bahkan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengajukan pencegahan ke luar negeri kepada staf Ahok, Sunny Tanuwidjaja.
 
Di sisi lain, Ahok berencana maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 melalui jalur independen. Apakah permasalahan reklamasi ini menurunkan elektabilitas dan popularitas Ahok?
 
"Kemungkinan ada (penurunan elektabilitas dan popularitas). Walaupun saya masih wait and see terkait perkembangan masalah dugaan suap pada reklamasi ini, belum kelihatan ujungnya," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari kepada Kompas.com, Selasa (12/4/2016).
 
Qodari menyebut, permasalahan suap reklamasi ini di luar dugaannya. Awalnya, dia berpikir, Ahok diuntungkan karena operasi tangkap tangan KPK kepada anggota DPRD DKI Jakarta, Mohamad Sanusi. Sebab, Sanusi merupakan lawan politik Ahok. Namun, permasalahan ini berkembang sampai ke pengusaha dan Sunny.
 
"Pernyataan Ahok soal Sunny juga berubah-ubah, jadi saya kira kasus reklamasi ini membuat warga mulai melihat Ahok dengan cara berbeda. Tadinya jelas mana hitam dan putih, Ahok yang dipandang tegas dan putih bersih sekali. Sekarang (pandangan warga ke Ahok) mulai abu-abu," kata Qodari.
 
Awalnya, Ahok menyebut Sunny sebagai anak magang, tetapi berubah menjadi staf khusus. Menurut dia, tidak mungkin anak magang dapat mengatur pertemuan gubernur dengan pengusaha kelas kakap. Biasanya, orang yang menjadi perantara itu adalah orang kepercayaan gubernur, dan tidak sembarang orang dapat memiliki peran tersebut.
 
"Saya masih wait and see perkembangan kasus ini, apakah ke arah DPRD yang akan menguatkan elektabilitas Ahok, atau mengarah ke Ahok yang membuat elektabilitasnya menurun, atau mengarah kepada kedua pihak yang membuat masyarakat Jakarta bingung," kata Qodari.(rep05)